REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para menteri kehakiman dari berbagai negara di dunia diagendakan melakukan pertemuan di London, Inggris, pada Maret mendatang. Mereka berkumpul untuk memberikan dukungan kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dalam menyelidiki dugaan kejahatan perang di Ukraina.
“Hampir setahun sejak invasi ilegal, masyarakat internasional harus memberikan dukungan terkuatnya kepada ICC sehingga penjahat perang dapat dimintai pertanggungjawaban atas kekejaman yang kita saksikan,” kata Menteri Kehakiman Inggris Dominic Raab, Sabtu (7/1/2023).
Kepala Kejaksaan ICC Karim Khan disebut akan turut menghadiri pertemuan tersebut. Pertemuan itu bakal berupaya meningkatkan dukungan keuangan global dan dukungan praktis kepada ICC. Selain itu, para menteri kehakiman yang hadir akan mengoordinasikan upaya guna memastikan ICC memiliki semua sumber daya untuk melakukan penyelidikan dugaan kejahatan perang di Ukraina, termasuk mengadili semua pelakunya.
Pada April 2022 lalu, ICC mengumumkan akan bergabung dengan tim investigasi Uni Eropa untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang di Ukraina. Sejumlah negara Barat telah menuding Rusia melakukan tindakan kejahatan semacam itu.
“Kantor Kejaksaan ICC di Den Haag akan menjadi peserta dalam tim investigasi gabungan atas dugaan kejahatan internasional inti yang dilakukan di Ukraina,” kata badan kerja sama peradilan Uni Eropa, Eurojust, 25 April tahun lalu.
Kepala Kejaksaan ICC Karim Khan telah menandatangani perjanjian dengan jaksa agung Lithuania, Polandia, dan Ukraina untuk menjadi bagian dalam tim investigasi gabungan. Mereka bakal bekerja sama menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022.
Menurut Eurojust, perjanjian yang ditandatangani para jaksa tersebut bertujuan memfasilitasi penyelidikan dan penuntutan di negara-negara terkait serta proses pengajuan ke ICC. “Dengan perjanjian ini, pihak tim investigasi gabungan serta Kantor Kejaksaan (ICC) mengirimkan pesan yang jelas bahwa semua upaya akan dilakukan untuk mengumpulkan bukti secara efektif tentang kejahatan internasional inti yang dilakukan di Ukraina dan membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan,” kata Eurojust.
Tahun lalu Karim Khan sempat mengunjungi Bucha, Ukraina. Kota itu sempat menjadi sorotan dunia menyusul beredarnya video mayat-mayat warga sipil yang bergeletakan di jalan. Menurut otoritas Ukraina, mereka tewas dibunuh dan dibantai pasukan Rusia yang meninggalkan daerah tersebut. Rusia telah membantah pasukannya melakukan tindakan biadab tersebut.
“Ukraina adalah tempat kejadian perkara. Kami di sini karena kami memiliki alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa kejahatan dalam yurisdiksi pengadilan sedang dilakukan,” kata Karim Khan kepada awak media saat mengunjungi Bucha.