Senin 09 Jan 2023 00:05 WIB

Kontroversi Menteri Israel Itamar Ben-Gvir Mengacak-acak Toko di Hebron

Itamar Ben-Gvir sering melakukan provokasi terhadap yang berbeda pendapat.

Menteri Israel Itamar Ben-Gvir
Foto: Twitter
Menteri Israel Itamar Ben-Gvir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sepekan terakhir, dunia dihebohkan dengan ulah Menteri Israel Itamar Ben-Gvir yang memasuki area Masjid al-Aqsha, situs suci ketiga umat Islam setelah Masjidil Haram dan Nabawi. Hal itu mengundang kecaman dari berbagai tokoh dan negara, karena dianggap memprovokasi dan melecehkan umat Islam.

Berdasarkan pantauan, ternyata bukan hanya itu upaya provokasi si menteri ekstremis Yahudi kepercayaan Benjamin Netanyahu. Sebelumnya, terdapat video yang diunggah pada 9 Desember 2022 yang menampilkan Ben-Gvir memimpin sekelompok massa untuk menyerang pihak yang berseberangan dengannya. Diperkirakan itu terjadi beberapa tahun lalu.

Kelompok Ben-Gvir tampak memprovokasi dan menyerang mereka yang berseberangan dengannya yang merupakan pedagang pakaian. Bahkan, Ben-Gvir sendiri yang di video itu mengenakan topi khas Yahudi dan berpakaian putih ikut mengacak-acak dagangan si penjual di sana. 

Video itu diunggah oleh @MaxBlumenthal tahun lalu. Kemudian di-share kembali oleh sejumlah akun pro-Palestina.

Sebelumnya, kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir ke kompleks Masjid Al-Aqsa telah memantik reaksi keras, tak hanya dari Palestina, tapi juga sejumlah negara Muslim, termasuk Indonesia, yang diwakili Wapres Ma’ruf Amin. Mereka menilai, kunjungan tersebut merupakan provokasi yang disengaja.

photo
Menteri Israel Itamar Ben-Gvir - (Twitter)

Pertama adalah karena Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga umat Islam. Ia berada di Yerusalem Timur, sebuah daerah yang oleh PBB telah dinyatakan sebagai wilayah yang diduduki. Israel sudah menduduki Yerusalem Timur sejak 1967.

Salah satu dinding kompleks Al-Aqsa berdempetan dengan Tembok Barat atau Tembok Ratapan, situs suci umat Yahudi. Namun, karena berada di luar kompleks, umat Yahudi bisa berdoa di Tembok Ratapan dengan leluasa dan tanpa gangguan. 

Kompleks Al-Aqsa telah dikelola secara turun temurun selama ratusan tahun oleh umat Islam di bawah wakaf keagamaan. Wakaf yang didanai Yordania terus mengelola situs tersebut sejak 1967, sementara Israel memegang kendali keamanan. Di bawah kesepakatan lama, status quo Al-Aqsa hanya mengizinkan Muslim menunaikan salat. Sedangkan kunjungan non-Muslim hanya diizinkan pada waktu tertentu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement