Transportasi Solo Diperkirakan Jenuh 2031, Jalan Lingkar Jadi Solusi
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Satuan Lalu Lintas Polresta Solo bertugas di perempatan Panggung, Jebres, Solo. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Jawa Tengah, memperkirakan transportasi di wilayah setempat akan stuck di 2031. Kondisi tersebut mengingat pertumbuhan kendaraan mencapai empat persen setiap tahun.
"Kalau menurut hasil kajian itu diprediksi 2031. Ya dengan pertumbuhan kendaraan empat persen per tahun dengan catatan tidak ada perubahan apapun," kata Kepala Dishub Solo, Taufiq Muhammad saat dihubungi.
Selain pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi, Taufiq menjelaskan hal tersebut tidak diimbangi dengan kondisi jalan yang tidak ada penambahan.
"Makanya di kajian yang ada di masterplan transportasi di Kota Solo itu melakukan beberapa rekomendasi yang jadi prioritas menjadikan perlintasan sebidang menjadikan tidak sebidang," katanya.
Selain itu, outer ringroad juga menjadi salah satu upaya untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas. Namun, ia menekankan hal tersebut hanyalah salah satu rekomendasi.
"Upaya untuk mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas yang tidak terjadi stuck tadi juga infrastruktur jalan peningkatan jalan pelebaran juga pembuatan outer ringroad," katanya.
Taufiq menjelaskan untuk jumlah kendaraan yang masuk ke Kota Solo ada sekitar 850 ribu. Sedangkan yang melintasi di Kota Solo sekitar 1,5 juta kendaraan. "Keluar masuk sekitar 1,5 juta sampai 2 juta pergerakan. Kalau liburan bisa sampai dua kali lipat," terang dia
Selain outer ringroad, kepadatan bisa diurai salah satunya dengan peningkatan penggunaan transportasi publik. "Peningkatan pelayanan angkutan umum digenjot terus, masyarakat yang biasanya naik kendaraan pribadi harapannya beralih naik angkutan umum. Dengan naik angkutan umum bisa mengurangi angka kemacetan lalu lintas," terangnya.
Namun diakui hal itu masih menjadi tantangan tersendiri. Mengingat Batik Solo Trans yang sekarang sudah berbayar malah turun peminatnya. "Kemarin masih gratis itu tinggi hampir 90 persen. Miduk e hampir sepertiga setelah berbayar, 50 an persen sekarang ini penumpangnya," ujar Taufiq.