Program Induksi JSIT Jateng Lahirkan Guru Profesional
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana kegiatan program induksi bagi guru-guru pemula oleh JSIT Jateng. | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Wilayah Jawa Tengah menggelar kegiatan program induksi bagi guru-guru pemula di lingkungan Sekolah Islam Terpadu di wilayah setempat. Kegiatan digelar selama dua hari, mulai dari Sabtu-Ahad (7-8/1/2023) di Hotel Amrani Syariah Solo.
Sebanyak 80 peserta dari berbagai SIT di Jateng mengikuti kegiatan itu yang sekaligus menghadirkan trainer dari JSIT Indonesia (Pusat) maupun JSIT Jateng. Ketua JSIT Jateng, Zaenal Abidin mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan tersebut adalah agar terlahir guru-guru SIT yang profesional dan berprestasi.
Mengingat guru adalah hal paling elementer dan penting di dunia pendidikan. "Program induksi sebagai kawah candradimuka bagi guru-guru pemula di Sekolah Islam Terpadu (SIT). Guru merupakan elemen terpenting yang harus disiapkan dengan baik. Baik secara integritas, kapasitas, maupun profesionalitasnya. Hal ini karena kehadiran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi," ungkap Zaenal.
Selain itu, ia berharap kegiatan tersebut berdampak, khususnya di lingkungan sekolah Islam terpadu. "Kita berharap melalui kegiatan ini akan memberikan kontribusi dalam menyukseskan tercapainya tujuan pendidikan nasional, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Utamanya di lingkungan Sekolah Islam Terpadu. Mereka menjadi guru yang profesional dan berprestasi," katanya.
Sementara itu, salah satu peserta pelatihan berasal dari SD Islam Terpadu Buah Hati Cilacap, Alif Setia Kurniawati mengungkapkan, dirinya mendapatkan banyak bekal selama seminar. Ia juga mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut.
"Kami sangat bersemangat mengikuti kegiatan ini. Berangkat dari Cilacap tadi malam pukul 01.00 dini hari. Ingin mendapatkan ilmu yang menjadi bekal kami menunaikan tugas mulia, mendidik anak bangsa. Senang, dapat berjumpa dan belajar bersama dengan guru-guru lain dari SIT di Jawa Tengah," ujar dia.
Selain itu, Alif mengaku kegiatan tersebut dapat membuka cakrawala baru. Namun, hal tersebut tidak bertentangan dengan konsep pendidikan dan kurikulum yang ada.
"Mendapat pemahaman tentang konsep pembelajaran SIT. Sajikan, Internalisasi, Terapkan. Menggunakan model pembelajaran TERPADU, Telaah Eksplorasi Rumuskan Presentasikan Aplikasikan Duniawi Ukhrawi. Tentu dapat diselaraskan dengan kurikulum yang berlaku, baik kurikulum 2013 maupun implementasi kurikulum merdeka," tegasnya.