REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sepanjang tahun 2022, sektor properti China tumbuh hingga 33 persen. Ini menyusul kelonggaran dan insentif yang diberikan pemerintah china untuk pembiayaan properti yang lebih fleksibel bagi masyarakat.
Diberitakan Reuters, Ahad (8/1/2023) hasil survey properti China menunjukan bahwa selama bulan Desember 100 perusahaan properti di china mengantongi pendapatan hingga 101,8 miliar yuan. Realisasi ini tumbuh 33,4 persen dibandingkan tahun 2021.
Pemerintah China pun sudah melakukan pelonggaran batasan pinjaman untuk pengembangan properti. Hal ini sejalan dengan anjuran bank sentral yang meminta penurunan harga properti agar bisa terjangkau bagi masyarakat.
Pada bulan November 2022 dan Desember 2022, regulator China meluncurkan serangkaian langkah-langkah untuk meningkatkan likuiditas di sektor ini. Termasuk bank-bank milik negara terbesar di China menjanjikan setidaknya 162 miliar dolar AS kredit baru untuk meredakan krisis uang tunai di sektor ini.
Sektor properti, yang menyumbang seperempat ekonomi China, terpukul parah tahun lalu karena banyak pengembang tidak dapat menyelesaikan proyek bangunan yang menyebabkan boikot hipotek oleh beberapa pembeli.