Senin 09 Jan 2023 11:15 WIB

Mahkamah PPP: Sandiaga yang Kebelet ke PPP

Hingga saat ini Sandiaga Uno belum secara resmi bergabung ke PPP.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Teguh Firmansyah
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mahkamah Partai Persatuan Pembangunan Ade Irfan Pulungan menyebut bahwa hingga saat ini Sandiaga Uno belum dan bukanlah kader PPP. Bahkan, dia menyebut bahwa Sandiagalah yang selama ini sangat agresif mendekati PPP agar bisa mendapatkan tiket sebagai capres (calon presiden) maupun cawapres (calon wakil presiden) pada Pemilu 2024 mendatang.

"Sandiagalah yang 'kebelet' dan 'bernafsu' mendekati PPP. Saat ini PPP memberi kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua bakal capres dan cawapres, seperti kepada Ganjar Pranowo, Erick Tohir, Prabowo Subianto, dan lainnya," kata Ade Irfan, Senin (9/1/2023). 

Baca Juga

Pada peringatan 50 tahun Harlah PPP, 5 Januari 2023 lalu, Plt Ketum PPP Mardiono menurut Ade Irfan hanya memperkenalkan empat nama pengurus DPP PPP yang baru dan tidak ada nama Sandiaga Uno di dalamnya. Sandiaga hingga saat ini masih sebagai kader dan menjabat sebagai wakil ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

"Sandiaga tentunya masih terikat dengan ketentuan aturan AD/ART di Partai Gerindra dan sama sekali belum ada hubungan dengan keanggotaan di PPP," kata Ade Irfan.

Walaupun begitu, Ade Irfan menghormati langkah Sandiaga yang sangat aktif mendekati PPP. Sehingga terlihat di berbagai kegiatan PPP di berbagai daerah. Ini menunjukkan bahwa PPP mempunyai daya tarik kuat yang bisa membuat banyak tokoh mendekat.

"PPP adalah partai warisan para ulama dan terbuka yang siap berkomunikasi dengan semua tokoh bangsa untuk bersama-sama membangun negeri ini dan menyejahterakan rakyat," kata Ade Irfan.

Sementara itu, dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai sangat tidak relevan menteri pariwisata dan industri kreatif itu bergabung ke PPP. Menurut Umam, Partai Gerindra adalah mesin politik yang didesain untuk memfasilitasi agenda kepentingan Prabowo Subiyanto.

Desain organisasi kepartaiannya cenderung sentralistik dan lebih menunjukkan corak "demokrasi terpimpin". Konsekuensinya, menurut dia, praktis tidak ada kontestasi internal untuk mendapatkan mandat partai sebagai capres Gerindra.

Karena itu, ia menilai wacana capres Sandiaga melalui Gerindra menjadi tidak relevan. Sementara, di dalam sangkar Gerindra Sandiaga belum memiliki kapasitas dan ruang bermanuver. Sandiaga melihat pengalaman pemilu 2019 menyisakan catatan sendiri di beberapa partai seperti PPP dan PAN, yang membuka ruang negosiasi di Pilpres 2024.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement