REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Layanan pesan instan WhatsApp tetap bisa diakses atau terhubung melalui server proxy sehingga pengguna dapat tetap terkoneksi jika internet diblokir atau terganggu oleh pemadaman listrik. Raksasa teknologi milik Meta itu berharap pemadaman listrik seperti yang dialami di Iran "tidak pernah terjadi" lagi.
Menyusul peristiwa di Iran yang disebut melanggar hak asasi manusia, WhatsApp mendesak komunitas globalnya untuk menjadi sukarelawan proxy guna membantu orang "berkomunikasi dengan bebas" dan akan menawarkan panduan tentang cara mengaturnya. "Menghubungkan melalui proxy mempertahankan tingkat privasi dan keamanan yang tinggi yang disediakan WhatsApp," tulisnya di blog, seperti dikutip dari laman BBC, Senin (9/1/2023).
“Pesan pribadi Anda akan tetap dilindungi oleh enkripsi end-to-end, memastikan itu tetap berada di antara Anda dan orang yang Anda ajak berkomunikasi dan tidak terlihat oleh siapa pun di antara keduanya, bukan server proxy, WhatsApp atau Meta,” lanjut laporan tersebut.
Juras Jursenas, dari proxy dan perusahaan pengumpulan data online Oxylabs, mengatakan untuk orang-orang dengan pembatasan akses internet oleh pemerintah, seperti yang terjadi di Iran, penggunaan server proxy dapat membuat orang mempertahankan koneksi ke WhatsApp dan lainnya sehingga menjadi internet gratis tanpa sensor. "Ini akan memungkinkan orang di seluruh dunia untuk tetap terhubung meskipun akses internet mereka diblokir oleh beberapa ‘pelaku’ jahat,” demikian tambah laporan tersebut.
The Hindu Business Line melaporkan, WhatsApp baru-baru ini meluncurkan fitur proxy di Android, iOS, dan desktop. Kemampuan tersebut memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan melalui server proxy, meskipun koneksi internet diblokir atau terganggu. Pelacak WhatsApp, WABetaInfo, mengatakan, proxy dapat berguna dalam membantu pengguna mengakses layanan yang sulit atau tidak mungkin dijangkau akibat sensor pemerintah.