Senin 09 Jan 2023 17:15 WIB

China Berhasil Orbitkan Tiga Satelit Baru

Satelit Shijian-23, Shiyan-22A, dan Shiyan 22-B berhasil diluncurkan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
China telah berhasil meluncurkan tiga satelit baru miliknya ke luar angkasa yakni satelit Shijian-23, Shiyan-22A, dan Shiyan 22-B
Foto: AP/Hu Zhixuan/Xinhua
China telah berhasil meluncurkan tiga satelit baru miliknya ke luar angkasa yakni satelit Shijian-23, Shiyan-22A, dan Shiyan 22-B

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China telah berhasil meluncurkan tiga satelit baru miliknya ke luar angkasa. Satelit Shijian-23, Shiyan-22A, dan Shiyan 22-B diluncurkan dengan versi modifikasi dari roket pembawa Long March-7 pada Senin (9/1/2023) pukul 06:00 pagi waktu Beijing dan berhasil memasuki orbit yang direncanakan.

“Satelit Shijian-23 terutama digunakan untuk eksperimen ilmiah dan verifikasi teknis. Sedangkan satelit Shiyan-22A dan Shiyan-22B melayani uji verifikasi dalam orbit dari teknologi baru seperti pemantauan lingkungan luar angkasa,” tulis China Daily, media berbahasa Inggris yang dikelola Departemen Propaganda Pusat Partai Komunis China.

Peluncuran tersebut merupakan misi penerbangan ke-459 dari seri roket pembawa Long March. Belum lama ini administrator Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Bill Nelson mengatakan, saat ini negaranya tengah terlibat perlombaan luar angkasa baru dengan China. Menurutnya, jika Beijing memenangkan “kompetisi” tersebut, ia bisa “memiliki” bidang yang luas di bulan.

“Itu adalah fakta: kita sedang dalam perlombaan luar angkasa. Dan memang benar bahwa kita sebaiknya berhati-hati agar mereka (China) tidak sampai ke suatu tempat di bulan dengan kedok penelitian ilmiah. Dan bukan di luar kemungkinan mereka berkata, ‘Menjauh, kami di sini, ini wilayah kami’,” kata Nelson, dilaporkan Politico, 1 Januari lalu.

Mantan astronaut dan senator Florida itu memperingatkan, sangat mungkin China menutup daerah di permukaan bulan yang memiliki sumber daya paling kaya. Hal itu bisa diawali jika China membangun kehadiran paling dulu di sana. Nelson pun menyinggung bagaimana sikap agresif China dalam mempertahankan klaimnya teritorialnya atas wilayah Laut China Selatan.

China diketahui telah berhasil membangun stasiun luar angkasa sendiri bernama Tiangong. Salah satu alasan Beijing mengambil inisiatif pembangunan itu adalah karena Amerika Serikat menghalanginya berpartisipasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Stasiun luar angkasa milik China akan memiliki umur yang dirancang selama satu dekade.

Dengan bobot 180 ton, Tiangong sedikit lebih berat daripada Mir Rusia yang dinonaktifkan. Berat stasiun antariksa Negeri Tirai Bambu sekitar 20 persen dari massa ISS. China memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan luar angkasa pada 2030. Beijing telah berhasil mengirim pesawat antariksa (probe) untuk menjelajahi planet Mars. Ia pun menjadi negara pertama yang mendaratkan pesawat ruang angkasa di sisi jauh bulan.

Sementara itu, NASA sedang mengerjakan rangkaian misi Artemis ke bulan. Pada November 2022 lalu, NASA meluncurkan Artemis I ke bulan untuk misi selama 26 hari. Artemis I melakukan pemotretan permukaan bulan. Artemis I kembali ke bumi dan jatuh di Samudra Pasifik pada Desember lalu. NASA akan melanjutkan misi Artemis II dan III untuk aktivitas lebih mapan di bulan.

NASA juga berfokus pada Mars. Mereka mengirimkan beberapa robot penjelajah ke planet tersebut untuk mengumpulkan data tentang tanah, atmosfer, dan zona pendaratan potensial di planet tersebut untuk misi berawak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement