Operasi Modifikasi Cuaca di Jateng-Jatim Diperpanjang

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Yusuf Assidiq

Prajurit TNI AU berada di samping pesawat Cassa C212 milik Skuadron IV Lanud Abdulrachman Saleh sebelum melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Prajurit TNI AU berada di samping pesawat Cassa C212 milik Skuadron IV Lanud Abdulrachman Saleh sebelum melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). | Foto: ANTARA/Nova Wahyudi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengatakan, operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang dimulai sejak 1 Januari 2023 dan sedianya berakhir 10 Januari 2022 diperpanjang hingga 16 Januari 2023. Setelah kawasan Jabodetabek, operasi TMC dilanjutkan ke Jateng dan Jatim.

"Kemudian, akan diperpanjang hingga satu pekan ke depan karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah tersebut,” kata Dwikorita, Senin (9/1/2023).

Dwikorita menyebutkan dalam operasi TMC yang digelar, NaCl atau garam disemai menggunakan dua pesawat yaitu Cassa 212 dari Skadron Udara 4 Lanud Abdulrachman Saleh Malang dan pesawat CN-295 dari Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta, di sejumlah titik.

Di antaranya, Selat Sunda, Perairan Laut Jawa, Perairan Selatan Jawa, Pesisir Utara Brebes, Bagian Selatan Purworejo, Pesisir Yogyakarta, serta bagian utara Rembang dan Tuban. Kemudian, yang menjadi target buruan dalam operasi TMC adalah awan-awan hujan cumulus.

Garam disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki Jateng dan Jatim. “Dengan bantuan radar, awan-awan yang terpantau banyak membawa uap air dari laut dan bergerak menuju wilayah Jateng dan Jatim serta dinilai berpotensi menjadi hujan terlebih dahulu dicegat jauh-jauh dari wilayah target,” ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan meski pemerintah tengah melakukan operasi TMC, BMKG tetap mewanti-wanti kepada pemerintah dan masyarakat untuk siap-siaga dan mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi. Pasalnya, saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki masa puncak musim penghujan sepanjang bulan Desember 2022 - Januari 2023.

 

“Saat puncak musim hujan  akan meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat atau petir. Kepada masyarakat kami imbau untuk tetap waspada. Juga para nelayan agar  mewaspadai gelombang tinggi dan tidak memaksakan untuk melaut jika cuaca sedang buruk,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fachri Rajab menambahkan, operasi TMC yang digelar BMKG bersama BRIN, TNI AU, dan BNPB bukan berarti meniadakan hujan sama sekali. Namun, potensi tingginya curah hujan coba diredistribusi baik secara spasial maupun temporal.

“Setelah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tidak menutup kemungkinan operasi TMC akan diperluas ke beberapa provinsi lainnya. Dalam waktu dekat operasi TMC juga rencananya akan digelar di Sulawesi Selatan,” ujarnya.

Perlu diketahui, operasi TMC juga digelar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. Operasi yang dilaksanakan bersama BNPB, BRIN, TNI AU, dan pemprov tersebut berhasil menghindarkan DKI dan Jawa Barat dari cuaca ekstrem dan tingginya intensitas hujan di penghujung tahun 2022.

Terkait


Kepala BMKG Peringatkan Pemerintah Segera Tekan Laju Perubahan Iklim

BMKG Resmikan Selter dan Jaringan Seismograf di Sleman

BMKG Pasang Dashboard Khusus Cuaca di Kawasan Semeru

BMKG Catat 161 Kali Gempa Bumi Terjadi di NTT Selama Mei

Subduksi Lempeng Indo-Australia Sebabkan Gempa Blitar M 5,9

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark