Selasa 10 Jan 2023 07:36 WIB

Bertemu Presiden Meksiko, Joe Biden Bahas Isu Imigran Hingga Kartel Narkoba

Joe Biden menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara di Mexico City.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden AS Joe Biden berjalan bersama Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, saat kedatangannya di bandara internasional Felipe Angeles di Zumpango, Meksiko, Ahad, 8 Januari 2023.
Foto: AP/Fernando Llano
Presiden AS Joe Biden berjalan bersama Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, saat kedatangannya di bandara internasional Felipe Angeles di Zumpango, Meksiko, Ahad, 8 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador melakukan pertemuan bilateral jelang pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara. Kedua kepala negara ini akan membahas mengenai kemajuan kerja sama ekonomi hingga upaya memerangi kartel narkoba dan mengelola imigrasi. 

Presiden Biden tiba di Mexico City pada Ahad (8/1/2023) malam, untuk menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Amerika Utara. Presiden Lopez Obrador yang menemani Biden dari bandara ke hotelnya mengatakan, terdapat dua masalah yang akan mereka bahas pada Senin (9/1/2023), termasuk kerja sama ekonomi regional dan migrasi. 

Baca Juga

"Integrasi perlu diperkuat," kata Lopez Obrador berharap dapat mencapai kesepakatan yang baik dengan Biden.

Lopez Obrador menjamu Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk pertemuan puncak pertama antara ketiganya sejak akhir 2021 dari Senin hingga Rabu (11/1/2023). Trudeau tiba pada Senin (9/1/2023) sore, dengan pembicaraan para pemimpin trilateral dijadwalkan pada Selasa (10/1/2023).

 

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan, pemerintah AS meyakini pertemuan tersebut akan menghasilkan komitmen kerja sama yang lebih kuat untuk mengatasi perdagangan fentanil atau opioid sintetik yang menyebabkan ribuan kematian di AS.

Sementara itu pejabat Meksiko yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa otoritas Meksiko mencoba mengurangi jumlah fentanil yang diselundupkan melalui perbatasan Meskiko-AS. Tindakan ini dilakukan sebagai balasan atas kebijakan AS yang berusaha menurunkan jumlah senjata yang diperdagangkan ke Meksiko.

Otoritas Meksiko pekan lalu menangkap seorang pemimpin kartel narkoba yang paling dicari oleh AS, Ovidio Guzman. Senjata yang digunakan oleh geng kartel pimpinan Guzman telah masuk ke Meksiko, menurut salah satu pejabat Meksiko di negara bagian di perbatasan AS.

Para pemimpin negara diharapkan untuk berbicara tentang memperdalam hubungan ekonomi, bahkan ketidaksepakatan atas kebijakan energi Lopez Obrador. Obrador mengatakan, bahwa kebijakan energinya adalah masalah kedaulatan nasional, dengan alasan bahwa pemerintah masa lalu cenderung condong ke pasar untuk mendukung kepentingan pribadi. Kebijakan energi yang dijalankan rezim Obrador ini menyebabkan Washington dan Ottawa meluncurkan keluhan perdagangan resmi pada Juli. 

Lopez Obrador juga memperingatkan AS dengan rencana untuk melarang impor jagung hasil rekayasa genetika. Meksiko setuju untuk menunda larangan tersebut hingga 2025, tetapi masalah tersebut kemungkinan besar akan muncul ke permukaan. Ketiga mitra dagang tersebut juga berselisih mengenai aturan asal barang otomatis.

"Ketegangan perdagangan atas mobil, aturan bea cukai, jagung yang dimodifikasi secara genetik, dan kebijakan energi Meksiko sudah tinggi dan dapat meningkat," kata Presiden Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional yang berbasis di Washington Jake Colvin.

Selain itu, Meksiko juga telah mendesak AS untuk memberikan dana ke Amerika Tengah dan Meksiko selatan untuk meningkatkan pembangunan dan membendung gelombang migrasi dari wilayah yang telah lama miskin. Meksiko ingin, AS mempermudah para imigran mendapatkan pekerjaan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement