Selasa 10 Jan 2023 08:15 WIB

Pemerintah Brasil Selidiki Dalang di Balik Kerusuhan

Polisi menahan sekitar 1.200 orang pendukung Bolsonaro yang terlibat dalam kerusuhan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pria berdiri di dekat pecahan kaca di Istana Planalto setelah pendukung Bolsonaro mengambil alih Plaza de los Tres Poderes (Lapangan Tiga Kekuatan) untuk menyerbu gedung-gedung pemerintah, di Brasilia, Brasil, 09 Januari 2023. Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada 08 Januari menyerbu markas besar Kongres Nasional, dan juga Mahkamah Agung dan Istana Planalto, pusat Kepresidenan Republik, dalam demonstrasi yang menyerukan intervensi militer untuk menggulingkan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Massa menerobos barisan pasukan keamanan dan memaksa masuk ke atap gedung Kamar Deputi dan Senat, dan beberapa masuk ke dalam markas legislatif. Sejauh ini, pihak berwenang menahan beberapa orang yang terlibat dalam aksi kekerasan yang dikutuk secara luas oleh semua lembaga Brasil dan komunitas internasional.
Foto: EPA-EFE/ANDRE COELHO
Seorang pria berdiri di dekat pecahan kaca di Istana Planalto setelah pendukung Bolsonaro mengambil alih Plaza de los Tres Poderes (Lapangan Tiga Kekuatan) untuk menyerbu gedung-gedung pemerintah, di Brasilia, Brasil, 09 Januari 2023. Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada 08 Januari menyerbu markas besar Kongres Nasional, dan juga Mahkamah Agung dan Istana Planalto, pusat Kepresidenan Republik, dalam demonstrasi yang menyerukan intervensi militer untuk menggulingkan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva. Massa menerobos barisan pasukan keamanan dan memaksa masuk ke atap gedung Kamar Deputi dan Senat, dan beberapa masuk ke dalam markas legislatif. Sejauh ini, pihak berwenang menahan beberapa orang yang terlibat dalam aksi kekerasan yang dikutuk secara luas oleh semua lembaga Brasil dan komunitas internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Pihak berwenang Brasil mengatakan pada Senin (9/1/2023), sedang menyelidiki kemungkinan keberadaan dalang di balik perusuh yang menyerbu gedung-gedung pemerintahan. Peristiwa ini sangat mirip dengan penyerbuan di gedung Kongres AS, Capitol, pada 6 Januari 2021.

Menteri Kehakiman Brasil Flavio Dino mengatakan, polisi telah mulai melacak sosok yang membayar bus pengangkut pengunjuk rasa ke ibu kota. Dia mengatakan, para perusuh tampaknya bermaksud agar pertunjukan itu menciptakan efek domino secara nasional.

Baca Juga

Mereka yang terlibat dalam unjuk rasa itu dapat didakwa dengan berbagai pelanggaran, termasuk kejahatan terorganisir, melakukan kudeta, dan penghapusan dengan kekerasan atas aturan hukum yang demokratis. “Kami pikir yang terburuk sudah berakhir,” kata Dino.

Dino menyatakan, pemerintah sekarang fokus untuk menghukum para pelanggar hukum dan orang-orang yang terlibat. “Kami tidak dapat dan tidak akan berkompromi dalam memenuhi tugas hukum kami, karena pemenuhan ini sangat penting agar kejadian seperti itu tidak terulang kembali," ujarnya.

Ribuan pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu Kongres, Mahkamah Agung, dan istana presiden pada Ahad (8/1/2023). Banyak dari pengunjuk rasa mengatakan, mereka ingin tentara Brasil mengembalikan Bolsonaro ke tampuk kekuasaan dan menggulingkan presiden sayap kiri yang baru dilantik Luiz Inácio Lula da Silva.

Menurut keterangan Kementerian Kehakiman, polisi juga melakukan pembongkaran perkemahan pro-Bolsonaro di luar gedung militer dan menahan sekitar 1.200 orang di area itu. Kantor pers polisi federal mengatakan, pasukan sudah berencana untuk mendakwa sekitar 1.000 orang.

Lula dan ketua Mahkamah Agung, Senat, dan Majelis Rendah menandatangani surat yang mengecam serangan itu. Mereka bersama menyatakan sedang mengambil tindakan hukum.

Lula membacakan keputusan yang baru ditandatangani agar pemerintah federal memegang kendali keamanan di distrik federal. Dia menyinggung kelompok fanatik fasis serta mereka yang membiayai kegiatan itu harus dihukum. Dia juga menuduh Bolsonaro mendorong pemberontakan.

Bolsonaro membantah tuduhan presiden pada Ahad (8/1/2023) malam. Dia mengatakan di Twitter, protes damai adalah bagian dari demokrasi, tetapi vandalisme dan invasi gedung-gedung publik adalah pengecualian dari aturan.

Para perusuh yang mengenakan bendera nasional berwarna hijau dan kuning memecahkan jendela, merobohkan furnitur, dan melemparkan komputer serta printer ke tanah. Mereka melubangi lukisan besar Emiliano Di Cavalcanti di istana kepresidenan dan menghancurkan karya seni lainnya.

Para perusuh juga membalikkan meja tempat para hakim Mahkamah Agung bersidang, mendobrak pintu salah satu kantor kehakiman, dan merusak sebuah patung di luar pengadilan. Interior bangunan dibiarkan hancur. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement