Selasa 10 Jan 2023 12:20 WIB

Megawati Tegaskan Hanya Dukung Jokowi untuk Dua Periode

Megawati memuji Jokowi sebagai presiden pintar.

Perayaan HUT ke-50 PDIP dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Perayaan HUT ke-50 PDIP dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menegaskan hanya mendukung Presiden Joko Widodo untuk dua periode. Ia tidak mau melawan aturan yang sudah tertulis dalam konstitusi.

"Kalau sudah dua kali ya maaf dua kali, bukan Pak Jokowi gak pinter, ngapain kalau gak pinter saya jadiin (Presiden)," ujar Megawati dalam acara HUT PDIP ke-50, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga

Megawati berbicara hal tersebut di depan para kader termasuk Presiden Joko Widodo yang juga anggota PDIP.

Mega berpendapat, jika sudah mau Pemilu 2024, jalankan saja konstitusi dengan baik. "Susah payah lo kita menginginkan dan menjalankan supaya ya Republik ini utuh , kedua kalau memang diputuskan bersama ya itu yang dijalankan," tuturnya.

Sebelumnya, sejumlah politikus mewacanakan Presiden Joko Widodo tiga periode. Ketua MPR Bambang Soesatyo misalnya, memang tidak secara lugas mengusulkan Pemilu 2024 ditunda tetapi pernyataannya menyiratkan ketidaksetujuan akan adanya pemilu pada 2024.

"Ini juga harus dihitung betul apakah momentumnya (pemilu) tepat dalam era kita tengah berupaya melakukan recovery bersama terhadap situasi ini, dan antisipasi, adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam diskusi yang digelar Poltracking Indonesia, Kamis (8/12/2022) lalu.

Tidak hanya mempertanyakan momentum Pemilu 2024, Bamsoet juga memuji-muji kinerja Jokowi. Merujuk pada hasil survei Poltracking, Bamsoet menjadi bertanya-tanya apakah hasil survei itu berkolerasi terhadap keinginan masyarakat untuk terus dipimpin oleh Jokowi, baik lewat perpanjangan masa jabatan presiden atau tiga periode masa kepemimpinan.

 

"Kita sama-sama tahu, deras sekali pro-kontra di masyarakat, ada yang memperpanjang, ada yang mendorong tiga kali, tapi terlepas itu saya sendiri ingin tahu keinginan publik yang sebenarnya ini apa? Apakah kepuasan ini ada korelasinya dengan keinginan masyarakat, beliau tetap memimpin kita melewati masa transisi ini," ujar Bamsoet.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement