Selasa 10 Jan 2023 13:41 WIB

Megawati Ingatkan Disiplin: Kalau tidak Silakan Keluar

Kadernya tidak disiplin dalam berpartai adalah sosok yang tidak memiliki harga diri.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa partainya memiliki tiga pilar yang harus dijalankan. Namun, dia menyoroti masih adanya orang-orang yang tidak disiplin dan tak menjalankan tiga pilar tersebut.

Meski tak keluar dalam dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19, Megawati tetap melakukan pemantauan terhadap kader-kadernya. Tegas dia, kadernya yang tidak berdisiplin dalam berpartai adalah sosok yang tidak memiliki harga diri.

Baca Juga

"Jadi kamu kalau tak bisa mengerti apa yang ibu maksud, jangan ada di PDI Perjuangan, jangan. Lebih baik pindah, keluar, karena di kita yang diperlukan adalah sehati," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP, di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).

Lanjutnya, dia menanyakan, kepada ribuan kader yang hadir di JIExpo, sosok yang tak berdisiplin harus diapakan. Lalu, terdapat banyak kader di sana yang meneriakkan bahwa sosok tersebut harus dipecat.

"Jadi ibu musti apa dong? Ibu musti apa? Hayo jawab sendiri, ibu musti apa? Tuh akeh sing meneng, timbang sing teriak. Satu suara, ibu musti apa?" tanya Megawati dijawab dengan teriakkan pecat.

Dia menegaskan, seluruh kader PDIP jangan hanya mendengarkan pidatonya tanpa dipraktekan ke masyarakat. Jelasnya, seluruh kader partai berlambang kepala banteng itu harus turun ke bawah membantu warga.

"Ini harus masuk ke dalam hati kalian, jangan hanya denger pidato ibu, tapi budeg. Masukkan sini (menunjuk hati), kita ini bonding antara ini (menunjuk kepala) dan ini (menunjuk dada). Satu, tuh terus mancur ke atas, kenapa? Kita diparingin loh oleh Gusti Allah loh jadi begini," ujar Megawati.

"Jadi kalau saya dengan segala hormat saya, kalau ada anak buah yang sudah di dalam aturan partainya harus sampe tingkat pemecatan, ya saya teken (surat pemecatan)," sambung Presiden ke-5 Republik Indonesia itu.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement