Selasa 10 Jan 2023 13:42 WIB

Belgia Perpanjang Operasional Dua Reaktor Nuklir Selama 10 Tahun

Belgia membatalkan rencana untuk keluar dari tenaga nuklir pada 2025.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Reaktor nuklir (ilustrasi). Belgia telah mencapai kesepakatan dengan utilitas Prancis, Engie untuk memperpanjang dua reaktor nuklir selama 10 tahun. Dengan langkah ini, maka Belgia membatalkan rencana untuk keluar dari tenaga nuklir pada 2025.
Foto: AFP
Reaktor nuklir (ilustrasi). Belgia telah mencapai kesepakatan dengan utilitas Prancis, Engie untuk memperpanjang dua reaktor nuklir selama 10 tahun. Dengan langkah ini, maka Belgia membatalkan rencana untuk keluar dari tenaga nuklir pada 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Belgia telah mencapai kesepakatan dengan utilitas Prancis, Engie untuk memperpanjang dua reaktor nuklir selama 10 tahun. Dengan langkah ini, maka Belgia membatalkan rencana untuk keluar dari tenaga nuklir pada 2025. Belgia telah mengubah strategi energi karena perang Rusia-Ukraina.

Sebelumnya reaktor Doel 4 dan Tihange 3 akan ditutup untuk selamanya pada 2025. Tetapi pemerintah memutuskan untuk mengoperasikan kedua reaktor itu hingga 10 tahun mendatang. 

Baca Juga

"Perpanjangan dua reaktor nuklir ini sangat penting untuk menjamin keamanan energi kami," kata Perdana Menteri Belgia, Alexander De Croo dalam konferensi pers setelah bertemu dengan anggota kabinet, Senin (9/1/2023).

Belgia telah merencanakan untuk keluar dari tenaga nuklir sepenuhnya pada 2025. Tetapi invasi Rusia ke Ukraina telah memaksa pemerintah untuk memikirkan kembali rencana tersebut. Operator jaringan listrik Belgia telah memperingatkan, Belgia akan menghadapi kekurangan energi yang signifikan pada musim dingin 2026 hingga 2027 tanpa perpanjangan nuklir.

Menurut data Asosiasi Nuklir Dunia, enam reaktor nuklir yang beroperasi di Belgia memiliki kapasitas gabungan sekitar 5 gigawatt. Reaktor nuklir ini  menghasilkan sekitar setengah dari pasokan listrik di Belgia. 

Reaktor nuklir Doel 4 dan Tihange 3 memiliki kapasitas gabungan dua gigawatt dan mulai beroperasi pada 1985. Meski telah memperpanjang operasi dua reaktor, Belgia masih perlu menutup potensi kesenjangan pembangkit listrik pada 2025 hingga 2026.

De Croo mengatakan, meski ada kesepakatan prinsip tentang perpanjangan, tidak semua detail telah diselesaikan. Dia mengatakan harga listrik reaktor akan didasarkan pada skema berbasis aset "Contract for Difference" yang rinciannya akan dibahas dengan Engie dalam beberapa bulan mendatang.

Menteri Energi Belgia, Tinne Van der Straeten mengatakan, perusahaan patungan antara Engie dan Belgia akan mengoperasikan reaktor tersebut. Engie mengatakan, kedua belah pihak mengkonfirmasi tujuan mereka untuk melakukan upaya memulai kembali operasional unit nuklir Doel 4 dan Tihange 3 pada November 2026.

Kedua pihak telah menandatangani letter of intent yang tidak mengikat tentang perpanjangan pada Juli 2022. De Croo mengatakan, pembicaraan juga akan berfokus pada bagaimana berbagi tanggung jawab antara negara Belgia dan Engie tentang biaya pengelolaan limbah nuklir.  

"Biaya pembongkaran reaktor Belgia di masa depan akan tetap menjadi tanggung jawab Engie," ujar De Croo.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement