REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Presiden organisasi Muslim terkemuka India, Jamiat Ulama Hind, Maulana Arshad Madani menyebut gadis-gadis Muslim saat ini menjadi sasaran di sekolah campuran. Muslimah disebutnya menjadi sasaran pemurtadan yang semakin kuat oleh sistem pendidikan campuran.
Dilansir dari India TV News, Senin (9/1/2023), Madani menegaskan ia menentang pendidikan bersama, tetapi bukan pendidikan untuk perempuan. Sementara ekstremisme agama didorong di negara itu untuk mengalihkan perhatian orang dari masalah ekonomi.
“Permainan memecah-belah orang atas dasar kebencian agama dan sektarianisme ini akan menghancurkan negara. Seseorang tidak dapat disesatkan dari masalah nyata untuk waktu yang lama. Alih-alih politik, jika sumber daya pekerjaan tidak diciptakan, pekerjaan tidak diberikan kepada orang-orang berpendidikan untuk anak-anak muda, maka tidak lama lagi anak-anak muda ini akan terlihat di jalan-jalan melakukan protes," kata Madani.
Menurutnya, godaan kemurtadan menyebar dengan cepat di negara itu dan ia menuduh hal itu ditujukan pada umat Islam secara terencana. Terutama kepada wanita dan gadis Muslim yang sedang menjadi sasaran.