REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI - Pihak berwenang India akan menghancurkan beberapa bangunan di kota Himalaya utara dekat perbatasan China, Kota Joshimath. Sebelumnya ratusan keluarga telah dievakuasi dalam beberapa hari terakhir karena rumah mereka mengalami retak.
Kota Joshimath adalah pintu gerbang ke kuil Hindu dan Sikh. Wilayah itu populer di kalangan wisatawan yang ingin menjelajahi bagian Himalaya. Hampir 700 rumah di kota di negara bagian Uttarakhand itu retak dan sekitar 400 orang telah dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
"Enam bangunan dari empat bangsal ditemukan sangat tidak aman," kata Himanshu Khurana, pejabat tinggi distrik Chamoli tempat Joshimath berada. "Kami akan menghancurkan beberapa bangunan yang tidak aman berdasarkan rekomendasi dan di bawah bimbingan ahli federal," imbuhnya.
"Dua bangunan telah diidentifikasi untuk dihancurkan," katanya, tanpa menjelaskan kapan itu bisa terjadi.
Penduduk setempat Prakash Bhutiyal (50 tahun) mengatakan tujuh dari 11 kamar di wisma tamunya telah retak. Mereka masih menunggu untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
"Keluarga kami yang terdiri dari sembilan orang terpaksa tinggal di satu kamar saja,” katanya. "Kami telah menyimpan semua barang-barang kami di tempat terbuka. Kami belum dipindahkan ke tempat yang lebih aman," ujarnya melanjutkan.
Para ahli dan penduduk telah lama mengingatkan bahwa pekerjaan konstruksi mega besar di dalam dan sekitar kota Joshimath bakal berimbas pada penurunan tanah. Konstruksi di daerah terebut termasuk untuk proyek pembangkit listrik yang dibangun oleh perusahaan seperti NTPC yang dikelola negara.
Produsen listrik terbesar di India itu mengatakan, pembuatan terowongan dan pekerjaan lainnya tidak bertanggung jawab atas keretakan rumah-rumah di kota berpenduduk sekitar 17 ribu orang itu. Khurana sebelumnya mengatakan bahwa pekerjaan pada beberapa proyek jalan perbatasan serta pembangkit listrik tenaga air Tapovan Vishnugad 520 megawatt milik NTPC telah ditangguhkan.