REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR — Ratusan fasilitas pendidikan di wilayah Kabupaten Cianjur dilaporkan terdampak bencana gempa bumi magnitudo 5,6 yang terjadi 21 November 2022. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memperbaiki bangunan sekolah terdampak gempa itu.
Bupati Cianjur Herman Suherman berharap perbaikan sekolah yang dilakukan jajaran Kementerian PUPR dapat berjalan sesuai rencana. Dengan begitu, diharapkan aktivitas belajar mengajar di sekolah terdampak gempa itu dapat kembali berjalan normal. “Kami mohon doanya. Dari 704 bangunan sekolah yang rusak, sedang dalam pembangunan kembali, dapat tuntas dalam tiga bulan ke depan,” ujar Bupati di Cianjur, Senin (9/1/2023).
Pada hari pertama masuk sekolah, Senin (9/1/2023), kegiatan belajar mengajar di sejumlah sekolah terdampak gempa masih berlangsung di tenda. Seperti di sejumlah sekolah wilayah Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, sekolah SD dan SMP di Kecamatan Cugenang, serta sekolah di Desa Nagrak.
Dilaporkan ada ruang kelas yang dinilai masih bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Namun, pihak sekolah memilih menggunakan tenda untuk tempat sementara kegiatan belajar mengajar karena merasa lebih aman. Seperti di SD Negeri (SDN) Citamiang.
Guru SDN Citamiang, Neuis Hendrayati, menjelaskan, dari delapan ruang kelas di sekolahnya, sebagian besar kondisinya rusak berat. Meskipun masih ada ruang kelas yang dinilai dapat digunakan, kata dia, pihak sekolah sementara ini memilih tenda yang terbilang aman untuk tempat kegiatan belajar mengajar.