REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Beberapa waktu belakangan, Kota Bandung mendapatkan julukan baru dari warganet. Julukan Gotham City ini muncul imbas dari meningkatnya angka kejahatan yang terjadi terutama di malam hari.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, lonjakan kasus kejahatan di Kota Bandung tidak lepas dari ulah para geng motor yang sudah sejak lama mengkhawatirkan. Karenanya, dia meminta, kepolisian untuk menindak tegas para pelaku.
Menurutnya, kasus kejahatan ini bukan hanya mengganggu ketentraman dan merugikan warga, namun juga beresiko tinggi menelan korban jiwa. “Harus ditindak tegas, karena kalau tidak begitu mereka tidak akan jera,” tegas Ema.
Selain penegakkan hukum demi memberikan efek jera, pengoptimalan dan penambahan fasilitas CCTV juga tengah digenjot, kata Ema. Untuk penjagaan, 700 personel Satpol PP telah disiapkan untuk berpatroli, terutama di kawasan rawan kejahatan dan vandalisme.
“Satpol kan ada 700 personil yang berpatroli dan titik yang dianggap rawan seperti jalur asia afrika, ahmad yani, siliwangi, jalan dago, itu kan selalu menjadi jalur yang selalu dipatroli,” ujar Ema.
“Karena kita pasti akan proses secara hukum jika terbukti merugikan warga,” sambungnya.
Terkait rencana penambahan CCTV, Ema menerangkan, bahwa rencana ini telah masuk dalam pembahasan anggaran APBD Kota Bandung tahun ini. Selain itu, lampu penerang jalan juga akan terus diperbanyak, demi meminimalisir titik-titik rawan tingkat kejahatan.
Ema mengatakan, dalam APBD 2023, Kota Bandung mendapatkan penambahan anggaran menjadi Rp 7,2 triliun, naik Rp 6 miliar di banding tahun sebelumnya. Selain mengoptimalkan CCTV dan penerangan, Ema menjelaskan, anggaran juga akan diprioritaskan untuk pembangunan sarana dan prasarana, seperti perbaikan trotoar, kantor kelurahan dan kecamatan, puskesmas, juga akses jalan.
“Belum lagi nanti ada pembangunan lain seperti kantor Bapelitbang yang sebelumnya terbakar, lalu juga jalan ke kantor Disnaker, kita juga akan menuntaskan apa yang menjadi janji janji kepala daerah seperti penambahan coworking space, youth space, dan lainnya,” tutur Ema.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga memberikan tanggapan terkait julukan baru Kota Bandung tersebut. Dia mengatakan, sejatinya sudah banyak pelaku kejahatan yang tertangkap.
Emil juga mengingatkan, bahwa melonjaknya angka kejahatan tidak serma-merta disebabkan keabsenan pihak kepolisian. Namun, juga semakin tingginya masyarakat yang melanggar hukum.
"Kalau pertanyaannya, apakah ditindak? Kan ada jawabannya kemarin. Anda kutip juga, jumlah kriminalitas di Jabar tahun 2022 dari puluhan provinsi kita ranking 10, kita hanya 7000-an tahun 2021 akhir berbanding 30.000-an di provinsi lain yang penduduknya seperlima Jawa Barat," paparnya.
Jika merujuk pada data statistik, jumlah kasus kriminalitas di Jawa Barat berada di ranking 10 dengan sekitar 7.000 kasus pada 2021. Emil mengatakan, jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan jumlah kasus di sejumlah provinsi lain di tanah air.
"Sehingga pertanyaannya apakah polisi bertindak? Ya bertindak. Tapi kenapa kejahatannya banyak ya ini PR bersama," katanya.