REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jepang dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral dalam mengembangkan reaktor nuklir generasi mendatang. Kesepakatan itu mengemuka saat Menteri Perindustrian Jepang Yasutoshi Nishimura dan Menteri Energi AS Jennifer Granholm bertemu pada Senin (9/1/2023).
Selama pertemuan, Nishimuradan Granholn juga sepakat bahwa kedua negara akan bekerja lebih erat untuk mengamankan pasokan gas alam cair serta menangani masalah keamanan energi lainnya.
Menurut pernyataan bersama kedua menteri, Jepang dan Amerika Serikat akan meningkatkan kerja sama dalam mengembangkan dan membangun reaktor canggih generasi mendatang, termasuk reaktor modular kecil, di masing-masing negara dan sejumlah negara pihak ketiga.
Pemerintah kedua negara pada Oktober tahun lalu juga mengungkapkan rencana untuk bekerja sama membantu Ghana menerapkan teknologi reaktor kecil nuklir. Ketika berbicara kepada wartawan setelah pertemuan pada Senin (9/1/2023), Nishimura mengatakan pihak AS bereaksi positif terhadap perubahan kebijakan Jepang baru-baru ini untuk meningkatkan dekarbonisasi.
Pada Desember 2022, Pemerintah Jepang mengatakan bahwa negara itu --dalam perubahan dari kebijakan energi nuklirnya pascakrisis Fukushima-- mungkin akan memperbaharui reaktor nuklir lama jika diperlukan. Jepang juga akan memperpanjang batas operasi reaktor nuklir yang menua melebihi 60 tahun.
"Kami akan menjajaki peluang kolaborasi (dengan Amerika Serikat) untuk memanfaatkan sepenuhnya reaktor yang ada dan menciptakan rantai pasokan yang lebih kuat," kata Nishimura, yang menjabat sebagai menteri ekonomi, perdagangan dan industri Jepang seperti dilansir kantor berita Kyodo.
Jepang dan AS diperkirakan akan menegaskan kembali kerja sama tersebut ketika Perdana Menteri Fumio Kishida dan Presiden Joe Biden bertemu di Washington pada Jumat (13/1/2023). Pernyataan bersama itu juga menyebutkan pemerintah kedua negara sepakat untuk mempertahankan lingkungan peraturan yang konsisten untuk semua sumber energi dalam menanggapi dampak perang Rusia di Ukraina.
Otoritas AS telah memberikan persetujuan peraturan akhir untuk lebih dari dua kali lipat kapasitas ekspor gas alam AS saat ini. Pada pertemuan tersebut, Nishimura dan Granholm juga menyepakati pentingnya Kelompok Tujuh negara industri (G7) melakukan upaya bersama tahun ini di bawah kepresidenan G7 Jepang untuk mempercepat transisi energi bersih.
Mereka juga sepakat bahwa penting untuk memastikan keamanan energi yang konsisten dengan pencapaian emisi bersih pada 2050 -- suatu target yang ditetapkan dalam peta jalan aksi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa.