REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Senin (9/1/2023) menjanjikan 10,75 juta euro (sekitar Rp 167,1 miliar) untuk membantu Pakistan setelah negara itu dilanda bencana banjir dahsyat tahun lalu.
"Kami mencoba memenuhi kebutuhan mendesak sejak awal. Prancis telah mengirimkan peralatan dan staf," kata Macron melalui konferensi video di Konferensi Internasional tentang Ketahanan Iklim Pakistan di Jenewa, yang diselenggarakan bersama oleh Pakistan dan PBB.
Macron mengatakan bahwa kebutuhan kemanusiaan, khususnya makanan, meningkat saat musim dingin tiba. "Prancis akan turut bertanggung jawab dengan menambahkan kontribusi baru sebesar 10 juta euro untuk seruan darurat ini," tutur dia.
Macron menggarisbawahi pentingnya ketahanan dan rekonstruksi sambil mempertimbangkan risiko iklim. Dia mengatakan bahwa adaptasi iklim telah menjadi inti dari tindakan Badan Pembangunan Prancis, dan Prancis mengalokasikan dua miliar euro (sekitar Rp31,13 triliun) untuk badan tersebut setiap tahunnya.
"Dengan demikian, kami telah memutuskan untuk memobilisasi total 360 juta euro dalam proyek-proyek yang akan dilaksanakan di Pakistan untuk pembangunan kembali dan adaptasi iklim," kata Macron.
Sebelumnya dalam pidatonya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan bencana banjir yang mengerikan telah menewaskan lebih dari 1.700 orang dan melukai ribuan orang lainnya. Bencana tersebut, kata Sharif, juga berdampak terhadap total lebih dari 33 juta orang serta memaksa delapan juta warga mengungsi.
Hujan deras dan banjir dahsyat telah menyebabkan sepertiga wilayah Pakistan tergenang air sejak pertengahan Juni tahun lalu. "Jutaan hektare lahan pertanian hancur, dan lebih dari dua juta rumah rusak atau hancur," kata Sharif.