REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Otoritas Arab Saudi mengumumkan Ibadah haji tahun ini akan kembali seperti masa pra pandemi. Aturan pembatasan jamaah pada masa Covid-19 dicabut seperti pembatasan usia jamaah.
“Saya membawakan Anda dua kabar baik dalam pertemuan ini. Yang pertama, kembalinya jumlah jamaah seperti sebelum pandemi tanpa batasan usia,” jelas Menteri Haji dan Umrah Saudi Tawfiq bin Fawzan al-Rabiah dilansir dari Al Jazirah, Selasa (10/1/2023).
“Dan yang kedua, mengizinkan perjalanan haji mana pun dari seluruh dunia untuk berurusan dengan perusahaan berlisensi mana pun yang memenuhi persyaratan jamaah dari negara-negara tersebut,” tambahnya.
Pada 2019, lebih dari 2,4 juta orang mengikuti ibadah haji. Namun, pada tahun 2020, di tengah penyebaran virus corona, negara Teluk itu secara drastis membatasi ibadah haji dengan sedikitnya 1.000 penduduk Arab Saudi diizinkan untuk ambil bagian. Itu adalah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan selama epidemi flu 1918 yang menewaskan puluhan juta orang di seluruh dunia.
Pada tahun 2021, sekitar 60.000 penduduk Arab Saudi menunaikan ibadah haji. Tahun lalu, hampir 900.000 peziarah disambut di kota-kota paling suci Islam di Mekkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah haji.
Namun, hanya mereka yang berusia di bawah 65 tahun dengan vaksinasi virus corona dan tes negatif yang dapat memasuki negara itu.
Wabah penyakit selalu menjadi perhatian seputar ibadah haji. Peziarah melawan wabah malaria pada tahun 632, kolera pada tahun 1821 membunuh sekitar 20.000, dan wabah kolera lainnya pada tahun 1865 membunuh 15.000 sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Baru-baru ini, Arab Saudi menghadapi bahaya dari virus corona yang berbeda, yang menyebabkan sindrom pernafasan Timur Tengah, atau MERS. Kerajaan meningkatkan langkah-langkah kesehatan masyarakat selama haji pada tahun 2012 dan 2013, mendesak orang sakit dan orang tua untuk tidak ikut serta.
Belum jelas tindakan pencegahan kesehatan apa yang akan diambil untuk haji, yang jatuh menurut kalender Islam berbasis bulan tahun ini pada akhir Juni. Sementara Arab Saudi tidak memiliki persyaratan untuk vaksin atau pengujian virus corona, jemaah haji harus divaksinasi untuk penyakit lain. Ziarah adalah penggerak ekonomi utama bagi negara kaya minyak itu, membawa pendapatan non-minyak miliaran dolar ke kerajaan.