REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Warga yang tinggal di daerah yang paling dekat dengan puncak Gunung Marapi di Sumatra Barat masih melakukan aktivitas sebagaimana biasa. Padahal, frekuensi erupsi gunung berapi itu meningkat beberapa hari terakhir.
Pejabat Pemerintah Nagari Bukik Batabuah di Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat mengatakan ada dua permukiman warga di wilayahnya yang berada di daerah paling tinggi dan paling rentan terdampak erupsi Gunung Marapi.
"Dusun Rubai Cumantiang dan Gobah, Jorongnya Batang Salasiah, itu di ketinggian sekitar 1.400 mdpl, ada 1.400 KK (kepala keluarga) di daerah itu," kata Wali Nagari Bukik Batabuah Firdaus, Selasa (10/1/2023).
Menurut dia, warga di dua dusun itu sampai sekarang dalam keadaan aman dan tidak terdampak erupsi Gunung Merapi.
"Warga sudah tahu sejak awal erupsi terjadi pada Sabtu (7/1/2023) dan kami imbau melalui media komunikasi dan surat serta pengumuman di surau-surau. Mereka sudah diberitahu agar tidak naik ke perkebunan dan hutan lebih tinggi lagi. Sementara ini alhamdulillah situasi aman saja," kata Firdaus.
"Tidak ada (hujan abu). Kami berharap tidak terjadi erupsi yang lebih besar. Di satu sisi (itu) memberi dampak baik bagi perkebunan dan pertanian, tapi jika skalanya besar tentu warga harus mengungsi," katanya.
Gunung Marapi sudah puluhan kali mengalami erupsi sejak Sabtu (7/1/2023). Menurut petugas pos pengamatan Marapi di Bukittinggi, gunung api itu hingga saat ini telah mengalami 90 kali erupsi.
Gunung Marapi berstatus Level II atau Waspada. Para pendaki untuk sementara tidak boleh mendaki gunung tersebut.