Rabu 11 Jan 2023 00:44 WIB

Pengelolaan Masjid Raya Al-Jabbar Bakal Ditingkatkan

Sekda Kota Bandung sebut pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar bakal ditingkatkan.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan wisatawan memadati Masjid Al Jabbar di Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung. Sekda Kota Bandung sebut pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar bakal ditingkatkan.
Foto: Republika.co.id/Muhammad Fauzi Ridwan
Ratusan wisatawan memadati Masjid Al Jabbar di Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung. Sekda Kota Bandung sebut pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar bakal ditingkatkan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Sejak dibuka pada 30 Desember 2022 lalu, Masjid Raya Al-Jabbar telah menjadi destinasi wisata populer, baik bagi warga domestik maupun luar Kota Bandung. Saking padatnya wisatawan yang datang, Masjid karya Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil ini sempat viral karena kondisinya yang dipenuhi sampah, begitu juga kolam-kolam masjid yang digunakan tidak sesuai fungsinya. 

Saat melakukan peninjauan, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna memastikan saat ini persoalan seperti sampah hingga lahan parkir sudah mulai terpecahkan. Setelah melakukan peninjauan hampir ke seluruh penjuru masjid, Ema memastikan bahwa tidak terlihat lagi sampah yang berserakan maupun kendaraan yang parkir sembarangan. 

Persoalan lain yang akan ditindaklanjuti, kata dia, adalah masih banyaknya pedagang kaki lima yang berseliweran di sekitar masjid. Ema menegaskan bahwa Gubernur Jawa Barat telah menyediakan tempat khusus yang dapat difungsikan sebagai sentra perekonomian di masjid terapung itu. Tempat ini, kata Ema, akan dioptimalkan demi menjaga kenyamanan dan ketertiban.  

“Tempat ini boleh saja jadi lahan mencari rezeki tapi mereka (PKL) perlu patuh, tempati tempat yang sudah disediakan,” kata Ema seusai meninjau Masjid Al-Jabbar, Selasa (10/1/2023). 

Dia juga mengingatkan agar pengunjung tidak menyalahi fungsi Masjid Al-Jabbar sebagai tempat ibadah, merujuk pada banyaknya pengunjung yang justru berpiknik di area masjid.

Ema juga kembali mengimbau pengunjung agar dapat menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama di dalam maupun sekitar area masjid.

“Jangan sampai ini menjadi area botram, idealnya kan tempat ibadah itu untuk ibadah bukan untuk piknik, walaupun piknik boleh, asal jangan nyampah,” tegasnya. 

Saat ditanya tentang ketersediaan tempat sampah, Ema mengakui bahwa hingga kini fasilitas tempat sampah masih sangat minim, merujuk pada luasnya area Masjid Al-Jabbar.

Namun dia memastikan, ke depannya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan akan menyediakan Bank Sampah di sekitar area masjid demi mengurangi produksi sampah yang disinyalir mencapai dua ton per hari, terutama saat akhir pekan.

Sementara itu, untuk pengaturan lahan parkir dan arus kendaraan masuk maupun keluar, Ema mengatakan bahwa Dinas Perhubungan telah menyusun peta rancangan yang siap diujicobakan pada Kamis dan Jumat, 12-13 Januari ini.

Menurutnya, nanti kendaraan roda dua, roda empat dan kendaraan besar akan memiliki kantong parkir berbeda demi menghindari penumpukan kendaraan. 

“Itu sudah diatur dan mudah-mudahan saat uji coba nanti bisa efektif, tentu ini tergantung pula pada kesadaran dan rasa tanggung jawab dari masyarakat, harus mau diatur, mau diarahkan, kalau tidak ya repot, semrawut,” kata Ema.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement