Demonstran terlibat bentrok dengan pasukan keamanan saat demo menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan Presiden Pedro Castillo yang dipenjara, dikawasan bandara Juliaca, di Juliaca, Peru (9/1/2023). (FOTO : REUTERS/Hugo Courotto)
Demonstran membantu seorang pria yang terluka saat bentrokan dengan pasukan keamanan didekat bandara Juliaca, di Juliaca, Peru (9/1/2023). (FOTO : REUTERS/Hugo Courotto)
Demonstran menembakan kembang api saat bentrokan dengan pasukan keamanan didekat bandara Juliaca, di Juliaca, Peru (9/1/2023). (FOTO : REUTERS/Hugo Courotto)
Pasukan keamanan terlibat bentrokan dengan demonstran yang menuntut pemilihan dini dan pembebasan mantan Presiden Pedro Castillo yang dipenjara, dikawasan bandara Juliaca, Juliaca, Peru. (9/1/2023). REUTERS/Hugo Courotto (FOTO : REUTERS/Hugo Courotto)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, JULIACA -- Bentrokan demonstran dengan petugas keamanan terjadi di dekat bandara Juliaca, Peru Selatan, Selasa (10/1/2023).
Pejabat Kementerian Kesehatan Puno, Henry Rebaza, kepada saluran televisi pemerintah TV Peru mengatakan, kejadian itu menyebabkan 68 orang terluka, termasuk setidaknya dua remaja.
Komnas HAM Peru melaporkan sedikitnya 17 demonstran tewas dalam bentrokan dengan polisi di selatan Peru. Ini jadi hari paling mematikan dari protes menuntut pemilu dipercepat dan pembebasan mantan presiden yang dipenjara Pedro castillo.
Advertisement