REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (NFA) menggencarkan peran Mobil Logistik Pangan untuk menyerap pangan yang berpotensi menjadi sampah makanan. Logistik tersebut sekaligus menyalurkannya kepada yang membutuhkan.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengatakan, upaya dilakukan untuk menekan jumlah makanan yang tidak terkonsumsi dan berpotensi menjadi sampah. Saat ini NFA telah memiliki tiga unir Mobil Logistik Pangan dan satu unit Food Truck yang dikerahkan.
"NFA bekerja sama dengan Foodbank of Indonesia (FOI) serta asosiasi dan yayasan lain dalam mengumpulkan dan menyalurkan makanan berpotensi sampah," katanya.
Pada Selasa (10/1/2023), Mobil Logistik Pangan akan menyalurkan donasi kepada lima PAUD Swadaya area Jakarta di kecamatan Pisangan, Palmeriam, Jatinegara, Duren Sawit, dan Ciracas. Donasi tersebut berupa susu, biskuit, sarden, kecap, dan mie telur.
Lalu pada Rabu (11/1/2023) dijadwalkan akan menyalurkan donasi ke Pakuhaji, Tangerang. Kemudian Kamis (12/1/2023) akan menyalurkan ke dua lokasi lainnya di Jakarta, dan Jumat (13/1/2023) menyalurkan donasi pangan ke Sawangan Depok serta Ciawi Bogor.
"Kegiatan penyaluran pangan melalui armada Mobil Logistik Pangan tersebut akan dilakukan terus-menerus. Dari sejumlah penyaluran tersebut, jumlah pangan yang diselamatkan dan disalurkan sejumlah sekitar 2.352 ton," kata Arief, Selasa (10/1/2023).
Adapun, inisiasi Mobil Logistik Pangan dan Food Truck ini merupakan bentuk dari tindak lanjut komitmen kerja sama tentang “Gerakan Pencegahan Food Waste dalam rangka Kewaspadaan Pangan Dan Gizi” yang disepakati NFA bersama 9 asosiasi dan lembaga penggiat pencegahan food waste.
Mobil Logistik Pangan dan Food Truck tersebut kini telah beroperasi secara rutin menyalurkan donasi dari para asosiasi, pengusaha, dan donatur pangan kepada penerima manfaat, sekaligus menjadi sarana sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas tentang upaya penyelamatan pangan melalui “Gerakan Stop Boros Pangan”.
"Hadirnya sarana Mobil Logistik Pangan dan Food Truck ini merupakan langkah yang sangat baik dalam upaya mengurangi sampah makanan di Indonesia," kata Arief.
Ketua Dewan Pembina FOI M Hendro Utomo menyampaikan, kehadiran pemerintah melalui NFA dalam kegiatan pengurangan food waste ini menumbuhkan harapan dan optimisme baru. Khususnya dalam menyelamatkan anak-anak dari kondisi kerawanan pangan dan kekurangan gizi.
Menurutnya, masih banyak anak-anak khususnya Balita yang membutuhkan asupan makanan tambahan untuk meningkatkan nutrisinya agar memiliki tumbuh kembang yang baik.
Berdasarkan penelitian FOI di 14 kota/kabupaten, 27 persen anak Balita menderita kelaparan. baik itu kelaparan yang tersembunyi maupun kelaparan yang sesungguhnya. Dari 27 persen itu, 20 persennya lapar tersembunyi karena mereka hanya diberikan uang jajan seadanya.
"Dengan negara hadir dalam upaya mengurangi sampah makanan untuk menekan kerawanan pangan dan gizi, Indonesia di masa depan diharapkan akan betul-betul mendapatkan manfaat dari bonus demografi ini, karena anak-anak kita bisa tumbuh dengan baik," ujarnya.
--