REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Risiko terhadap kondisi akibat kanker dinilai dapat dimodifikasi. Studi baru menyatakan, hal itu salah satunya bisa dilakukan dengan mengonsumsi suplemen vitamin D setiap hari.
Vitamin D dapat diperoleh dari sinar matahari. Namun, saat musim hujan agak sulit melakukannya. Solusinya adalah dengan mengonsumsi vitamin D.
Studi baru menunjukkan pentingnya mengonsumsi vitamin D. Penelitian yang dipublikasikan di Melanoma Research menemukan bahwa mengonsumsi suplemen vitamin D secara teratur dapat jauh menurunkan risiko kanker kulit.
Studi yang dilakukan dalam kerja sama antara University of Eastern Finland dan Rumah Sakit Universitas Kuopio mengamati hampir 500 orang dengan peningkatan risiko kanker kulit. Ini bukan penelitian pertama yang menyelidiki hubungan antara vitamin D dan kanker kulit. Hanya saja, penelitian sebelumnya lebih berfokus pada kadar serum calcidiol yang merupakan metabolit vitamin D.
Temuan dari makalah penelitian ini tidak dapat disimpulkan karena kadar kalsidiol serum telah dikaitkan dengan risiko kanker kulit yang sedikit lebih tinggi dan sedikit lebih rendah. Namun, studi baru mengambil pendekatan berbeda dengan memasukkan peserta yang memiliki peningkatan risiko kanker kulit yang berbeda seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, atau melanoma.
Sebuah tim dokter kulit berpengalaman menganalisis riwayat kesehatan pasien dan memeriksa kulit mereka. Para pasien kemudian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan penggunaan suplemen vitamin D oral mereka untuk nonpengguna, pengguna sesekali, dan pengguna biasa.
Temuan inti dari penelitian ini adalah bahwa kasus melanoma jauh lebih sedikit di antara pengguna reguler produk diet vitamin D. Terlebih lagi, risiko kanker kulit lebih dari setengahnya pada peserta ini. "Tetapi bahkan pengguna sesekali vitamin D mungkin memiliki risiko melanoma yang lebih rendah dibandingkan dengan yang bukan pengguna," menurut para peneliti seperti dilansir laman Express, Rabu (11/1/2023).
Meskipun risiko melanoma lebih rendah, jenis kanker kulit lainnya tidak mengalami penurunan yang sama. Profesor Dermatologi dan Alergologi Ilkka Harvima mengatakan, studi awal ini mendukung temuan baru kami dari wilayah Savo Utara di Finlandia.
“Namun, pertanyaan tentang dosis optimal vitamin D oral agar memiliki efek menguntungkan masih harus dijawab. Sampai kita tahu lebih banyak, rekomendasi asupan nasional harus diikuti," ujarnya.