REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Identitas “Made in Makkah” dan “Made in Madinah” diluncurkan oleh emir Makkah dan penasehat Penjaga Dua Masjid Suci Pangeran Khaled Al-Faisal dan emir Madinah Pangeran Faisal bin Salman. Identitas tersebut bagian dari program “Made in Saudi Arabia”, yang diluncurkan oleh Saudi Export Development Authority (SEDA) pada awal 2021.
Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr Tawfiq Al-Rabiah, mengatakan ini upaya kolektif dan saling melengkapi antara semua sektor pemerintahan. Juga menjadi salah satu alasan utama keberhasilan peluncuran identitas Made in Makkah dan Made in Madinah.
"Status khusus yang dinikmati Makkah dan Madinah di kalangan umat Islam di seluruh belahan dunia, telah menjadikan produk-produk dari dua Kota Suci tersebut paling favorit di kalangan mayoritas umat Islam di seluruh dunia,” ujar dia dikutip di Saudi Gazette, Rabu (11/1/2023).
Sementara itu, Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral dan Ketua Dewan Direksi SEDA, Bandar Alkhorayef, mengatakan peluncuran dua identitas "Made in Makkah" dan "Made in Madinah" akan berkontribusi untuk memperkaya pengalaman religius pengunjung ke dua Kota Suci ini.
Ia juga menyebut adanya identitas ini akan meningkatkan penetrasi produk nasional ke pasar global. Hal tersebut sangat berkaitan dengan keterikatan religius yang intim, yang diwakili oleh situs suci bagi pengunjung Muslim dari seluruh dunia.
Lebih lanjut, Alkhorayef menyebut kedua program tersebut merupakan perpanjangan dari payung program utama bertajuk program “Made in Saudi Arabia”. Inisiatif tersebut bertujuan untuk menunjukkan posisi unggul Arab Saudi dari sisi produk Saudi nonmigas.
Identitas industri dari produk dan jasa yang diproduksi di Makkah dan Madinah, mencerminkan sejumlah standar tinggi yang harus dipenuhi. Ada lebih dari 1.600 perusahaan Saudi yang berafiliasi dengan “Made in Saudi Arabia”, termasuk hampir 20 pabrik dan perusahaan yang berafiliasi dengan program “Made in Makkah” dan “Made in Madinah”.
Alkhorayef juga mengatakan Makkah menampung lebih dari 2.000 pabrik yang bergerak di lebih dari 23 kegiatan industri, dengan investasi senilai lebih dari 205 miliar riyal Saudi. Di sisi lain, ada lebih dari 461 pabrik di lebih dari 20 kegiatan industri, dengan investasi sebesar 120 miliar riyal di Madinah.
Ia pun menekankan keinginan Kerajaan untuk tidak menyalahgunakan nama Makkah dan Madinah dalam memasarkan produk. Sebaliknya, tingkat kualitas produk harus dinaikkan agar sesuai dengan produk yang dibuat di Makkah maupun di Madinah.