REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali menaggapi singkat soal pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri yang menyinggung partai politik yang tak mengusung kadernya sebagai calon presiden (capres). Menurutnya, tak ada yang salah dalam pernyataan tersebut
"Pada konteks Pilpres tidak ada yang salah sih. Apalagi itu disampaikan dalam forum internal mereka ya," ujar Ali kepada wartawan, Rabu (11/1).
Partai Nasdem sendiri menjadi satu-satunya pihak yang telah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal capres. Adapun pernyataan Megawati dalam HUT ke-50 PDIP dipandangnya dalam konteks politik. "Artinya kalau ada figur yang bagus, elektabilitas bagus, tanpa ada parpol ya enggak ada apa-apanya gitu. Jadi kita lihat pernyataan itu dalam konteks politik," ujar Ali.
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri mengaku membicarakan perkembangan politik dalam negeri dengan putrinya, Puan Maharani. Ia menyinggung adanya partai politik yang tak mengusung kadernya maju pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Memangnya gak punya kader sendiri, masa dompleng-dompleng. Ini aturannya bagaimana sih," ujar Megawati dalam pidato perayaan HUT ke-50 PDIP di JIExpo, Jakarta, Selasa (10/1).
Ia menjelaskan, partai politik adalah pengusung calon presiden (capres), bukan pendukungnya. Partai politik ditegaskannya adalah organisasi politik yang harus melakukan kaderisasi, termasuk dalam pilpres. "Internal harus mempersiapkan, saya tidak tahu lain partai gimana persiapkannya. Kalau di kita jadi kader susah, lamar dulu," ujar Megawati.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa salah satu tugas partai politik adalah kaderisasi. Salah satu tujuannya adalah mempersiapkan pemimpin untuk masa depan bangsa. "Berpartai ini untuk mempersiapkan pemimpin melalui pendidikan politik dan kaderisasi, fungsi rekrutmen dijalankan dengan baik," ujar Hasto.
Ia mengatakan, PDIP telah menjalankan tugasnya dalam proses kaderisasi ketika menjadikan kadernya sebagai kepala daerah. Salah satu nama yang disebutnya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Itu kan hasil rekrutmen, kepala daerah kita tadi diminta semua berdiri. Ya Ibu Megawati Soekarnoputri, tadi ada Pak Ganjar Pranowo, kemudian ada Wali Kota Bandar Lampung ya semuanya berkumpul di tempat ini," ujar Hasto.