REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – China kembali melayangkan ancaman akan menyerang Taiwan. Hal itu disampaikan setelah Taiwan menggelar latihan militer, yang dimaksudkan untuk meyakinkan publik bahwa mereka dapat menghadapi Beijing.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China Ma Xiaoguang mengatakan, Beijing berkomitmen menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya. Dia bersumpah, China akan menghancurkan plot untuk kemerdekaan Taiwan. Terkait hal itu, Ma memperingatkan, intervensi negara asing untuk mendorong kemerdekaan Taipei sama saja dengan “bermain api”.
“Dukungan jahat untuk kemerdekaan Taiwan di antara elemen anti-China di beberapa negara asing adalah provokasi yang disengaja,” kata Ma dalam konferensi pers dua pekanan, Rabu (11/1/2023).
"Kami menyerukan kepada negara-negara yang relevan untuk berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan berhenti bermain-main dengan masalah Taiwan," kata Ma menambahkan.
Pekan ini, militer menggelar latihan dengan maksud meyakinkan publiknya bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menghadapi China. Terlepas dari ancaman Beijing, Taipei bertekad mempertahankan keamanan wilayahnya.
“Yang paling penting menjaga keamanan wilayah udara dan keamanan nasional kita,” ucap Letnan Kolonel Angkatan Udara Taiwan Wu Bong-yeng saat memberikan keterangan pers di Pangkalan Udara Hsinchu.
China berkali-kali mengerahkan kapal perang dan jet tempurnya ke wilayah Taiwan. Mereka kerap melewati garis tengah Selat Taiwan sepanjang 160 kilometer yang membagi kedua sisinya. Pada akhir Desember lalu, China mencatatkan rekor dengan mengerahkan 71 pesawat dan tujuh kapal ke Taiwan atau merupakan skala terbesar sepanjang 2022.
China diketahui mengeklaim Taiwan bagian dari wilayahnya. Namun, Taiwan berkali-kali menyatakan sebagai negara merdeka dengan nama Republik China. Taiwan selalu menyebut Beijing tidak pernah memerintahnya dan tak berhak berbicara atas namanya. Situasi itu membuat hubungan kedua belah pihak dibekap ketegangan dan berpeluang memicu konfrontasi.