Rabu 11 Jan 2023 20:35 WIB

Perwira Militer Taiwan Ikut Program Pertukaran Akademik Dengan Negara NATO

Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan anggota NATO mana pun

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Seorang perwira angkatan udara Taiwan pada Rabu (11/1/2023) mengungkapkan rincian tentang interaksi antara militer Taiwan dan NATO.
Foto: AP/Chiang Ying-ying
Seorang perwira angkatan udara Taiwan pada Rabu (11/1/2023) mengungkapkan rincian tentang interaksi antara militer Taiwan dan NATO.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Seorang perwira angkatan udara Taiwan pada Rabu (11/1/2023) mengungkapkan rincian tentang interaksi antara militer Taiwan dan NATO. Letnan Kolonel Angkatan Udara Wu Bong-yeng menggambarkan bagaimana dia menghadiri program akademik selama enam bulan dengan pejabat senior di Italia.

Taiwan tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan anggota NATO mana pun, tetapi memiliki hubungan pertahanan yang erat dengan Amerika Serikat. Berbicara kepada wartawan dalam perjalanan ke pangkalan udara Hsinchu di Taiwan utara, Wu mengatakan, dia telah mengikuti kursus enam bulan di Akademi Pertahanan NATO di Roma pada 2021, dan kembali ke Taiwan pada Januari tahun lalu.

Baca Juga

"Ini adalah pertukaran akademik, bukan pertukaran militer. Tentu saja mereka sangat penasaran dengan Taiwan. Mereka perlu memahami situasi negara kita, dan kemampuan kita," kata Wu.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan kepada Reuters bahwa, Wu bukan perwira pertama yang dikirim ke akademi pertahanan itu. Sementara militer Taiwan dan AS termasuk beberapa pilot pesawat tempur Taiwan juga pernah berlatih di Amerika Serikat.

Kota Hsinchu, lebih dikenal secara internasional sebagai pusat produksi semikonduktor. Kota ini juga merupakan rumah bagi salah satu pangkalan udara paling penting di Taiwan yang bertanggung jawab atas pertahanan utara Taiwan. NATO tidak memberikan komentar mengenai pertukaran akademik tersebut.

Dalam konsep strategis baru yang disepakati pada Juni, NATO menggambarkan China sebagai tantangan terhadap kepentingan keamanan, dan nilai-nilai aliansi. China telah meningkatkan tekanan militer, politik, dan ekonomi di Taiwan selama tiga tahun terakhir untuk menegaskan klaim kedaulatannya. Sementara Taiwan menolak klaim kedaulatan China. Taiwan telah berkomitmen untuk membela diri jika diserang China.

Pada Ahad (8/1/2023), China kembali melakukan latihan tempur di dekat Taiwan. Ini adalah latihan kedua yang dilakukan dalam waktu kurang dari sebulan.  Pada Agustus, China menggelar latihan perang besar-besaran di sekitar Taiwan untuk mengungkapkan kemarahan terhadap kunjungan Ketua House of Representatives AS, Nancy Pelosi ke Taipei.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement