REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum kembali melontarkan pernyataan yang mengundang reaksi publik. Sosok yang akrab disapa Pak Uu ini mengatakan, tingginya tingkat pengangguran di Jabar bukan karena tidak ada lapangan kerja, tetapi disebabkan persona masing-masing.
“Jawa barat ini masih kurang peluang untuk bekerja padahal kita tahu, paling banyak investasi di Indonesia di Jawa barat, paling banyak pabrik di Jawa Barat, paling tinggi upah se-Indonesia di Jawa Barat, tapi kenapa orang Jawa Barat ini banyak yang nganggur? Seingat kami ya, karena kurang baik mengenai citra ketenagakerjaan,” kata Uu dalam video yang beredar, dilansir pada Kamis (12/1/2023).
Data BPS menunjukkan, Jabar tercatat sebagai provinsi dengan jumlah pengangguran terbanyak di Indonesia. Sampai Agustus 2022, di Bumi Pasundan itu tercatat 2,13 juta warga yang tidak bekerja, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) mencapai 8,31 persen.
Menurut Uu, ada karakter tertentu yang membuat orang Sunda susah mendapatkan pekerjaan. “Setelah kami selidiki ternyata ada karakter orang Jawa Barat, ya mohon maaf kurang pas dengan dunia ketenagakerjaan. Misalnya, orang Sunda mah tidak mau bekerja berat, kurang disiplin, kemudian di salah satu perusahaan, saya tanya tadi, di sini orang Jawa Baratnya berapa persen?” kata Uu.
“Atuh kunaon (kenapa ya) orang Jawa Barat tidak bekerja di sini? Orang Sunda mah sok kieu (suka begini) daek digawe di ditu (mau kerja disitu)? Daek, gajina sabaraha per bulan sabaraha (mau gajinya berapa per bulan) anuna naon wae fasilitasna (apa saja fasilitasnya).”
“Jadi ditanya dulu soal gaji, apa fasilitas sebelum dia melakukan pekerjaan tersebut. Punya anggapan daripada gaji leutik mending cicing (daripada gaji kecil lebih baik diam) punya anggapan daripada gajina leutik kacape-cape (daripada gajinya kecil kerja capek) mending tidak bekerja,” papar Uu.
Karena itu Uu berharap para pencari kerja di Jawa Barat untuk lebih gigih dalam mencari pekerjaan dan memanfaatkan peluang yang ada sehingga Jawa Barat tidak lagi menjadi kantong pengangguran di Indonesia.
“Saya minta kepada para pencari kerja cari peluang kapan pun di mana pun ulah waka-waka hayang ageung ayeuna mah (jangan tiba-tiba ingin besar) yang kecil saja dulu bertahap qatratan qatratan katsiiru bahra (sedikit sedikit nantinya jadi banyak) sedikit-sedikit lama-lama akan menjadi lautan kata pepatah para kiai orang Arab kan seperti itu adanya,” ungkap Uu.
Data Pengangguran
Pertengahan November 2022 lalu BPS merilis daftar daerah dengan pengangguran terbanyak di Indonesia. Sampai Agustus 2022 Jabar berada di urutan pertama dengan 2,13 juta warga menganggur. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jabar mencapai 8,31 persen.
Secara keseluruhan BPS mencatat TPT di Indonesia per Agustus 2022 mencapai 5,86 persen. Jika dirinci, ada 8,42 juta pengangguran yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 6 orang penganggur.
Berdasarkan jenis kelamin, ada 5,93 persen pengangguran laki-laki dan 5,75 persen lainnya wanita. Kendati demikian, TPT pada 2022 ini turun dibandingkan dengan Agustus 2021, yakni 0,81 persen untuk laki-laki dan 0,36 persen wanita.
Sementara, jumlah pengangguran dari 2020 hingga 2022 masih banyak tersebar di perkotaan. Ada 7,74 persen TPT di perkotaan pada Agustus 2022, berbanding dengan 3,43 persen TPT di pedesaan.
Untuk daerah dengan pengangguran terbanyak di Indonesia, BPS membaginya berdasarkan provinsi. Berikut 10 daerah atau provinsi dengan pengangguran tertinggi di Indonesia per Agustus 2022:
1. Jawa Barat (8,31 persen)
2. Kepulauan Riau (8,23 persen)
3. Banten (8,09 persen)
4. DKI Jakarta (7,18 persen)
5. Maluku (6,88 persen)
6. Sulawesi Utara (6,61 persen)
7. Sumatra Barat (6,28 persen)
8. Aceh (6,17 persen)
9. Sumatra Utara (6,16 persen)
10. Kalimantan Timur (5,71 persen)