Mahasiswa UNY Olah Sawut Jadi Schotel

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ima Salisa Rodiyah, menunjukkan sawut hasil inovasinya yang diolah menjadi makanan kekinian berupa schotel.
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ima Salisa Rodiyah, menunjukkan sawut hasil inovasinya yang diolah menjadi makanan kekinian berupa schotel. | Foto: Dok. Humas UNY

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Ima Salisa Rodiyah, mengolah sawut menjadi makanan kekinian berupa schotel. Sawut sendiri merupakan olahan singkong yang diparut menggunakan parutan khusus, kemudian dikukus bersama gula merah. Namun bagi kalangan muda, sawut dinilai makanan yang sudah ketinggalan zaman.

"Inovasi ini sekaligus pengembangan fusion food dengan salah satu makanan western yaitu makaroni schotel, menggabungkan dua unsur makanan menjadi satu hidangan baru yang digemari masyarakat," kata Ima dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023).

Schotel adalah salah satu makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Ima berharap hasil inovasi ini menjadi inspirasi masyarakat dalam memanfaatkan singkong menjadi produk-produk baru yang lebih digemari. Sebab menurutnya singkong  mengandung sumber mineral yang cukup banyak seperti kalsium, fosfor, mangan, zat besi, dan kalium. 

Mineral ini diperlukan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan menjalankan fungsi jaringan tubuh. Kalsium diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Zat besi membantu dalam pembentukan protein (hemoglobin dan myoglobin) yang membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh dan kalium diperlukan untuk sintesis protein dan membantu dalam pemecahan karbohidrat.

Kahasiswa program studi D4 Tata Boga Fakultas Vokasi UNY itu menjelaskan, untuk membuat Sawut Schotel bahan yang dibutuhkan adalah 1 kilogram singkong, 200 gram kornet, enam butir telur, 400 mililiter susu, lada, garam, sosis/smoked beef dan keju. Cara membuatnya, kupas dan cuci bersih singkong, lalu rendam selama kurang lebih satu jam. Parut menggunakan parutan sawut/serut dan tambahkan sedikit garam. Kukus selama kurang lebih 10 menit. 

"Untuk adonan filling, campurkan telur dengan kornet, susu dan sosis/smoked beef, tambahkan lada garam, aduk hingga tercampur rata. Apabila sudah matang, angkat singkong yang sudah dikukus, lalu masukkan dalam pinggan tahan panas atau alumunium cup. Tuang filling hingga singkong terendam, taburi dengan keju parut dan oregano sebagai bahan opsional kemudian panggang hingga kecoklatan," ucapnya.

Ia berharap dengan olahan schotel sawut ini kalangan muda lebih mengenal makanan-makanan tradisional yang menggunakan singkong sebagai bahan dasar pembuatannya. Selain itu, tentu akan membantu meningkatkan hasil panen bagi petani sehingga singkong dapat menjadi tanaman utama hasil panen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark