Kamis 12 Jan 2023 09:58 WIB

Partai Gelora Diloloskan KPU Atas Perintah Istana, Fahri Hamzah Buka Suara

Fahri menuding Hadar Nafis Gumay berbuat curang saat menjabat komisioner KPU.

Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah usai menerima Penganugerahan Tanda Kehormatan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah usai menerima Penganugerahan Tanda Kehormatan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Gelora, Fahri Hamzah membantah tudingan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih. Perwakilan Koalisi, Hadar Nafis Gumay dari Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), membawa empat bukti kecurangan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) ke Komisi II DPR pada Rabu (12/1/2023).

Bukti kecurangan itu adalah perintah Ketua KPU Hasyim Asy'ari dan komisioner KPU pusat lainnya yang menginstruksikan KPU provinsi untuk meloloskan Partai Gelora dalam verifikasi faktual. Hadar membawa bukti chat Whatsapp berupa perintah KPU pusat agar Partai Gelora bisa ikut Pemilu 2024, karena permintaan Istana.

Baca: Koalisi Sipil Serahkan Bukti Kecurangan Verifikasi Faktual KPU ke Komisi II DPR

Fahri pun balik menuding Hadar pernah melakukan perbuatan curang ketika menjadi komisioner KPU periode 2012-2017. Dia curiga dengan motivasi Hadar yang sengaja ingin menjatuhkan Partai Gelora.

"Sasaran mereka bukan penyelenggara pemilu sebab mereka juga mantan penyelenggara yang curang dulu. Rahasia mereka juga masih disimpan sama yang sedang mimpin sekarang. Jadi sasaran mereka adalah Partai Gelora. Dugaan saya mereka semua takut kami menang. Sangat takut," ujar Fahri ketika dikonfirmasi Republika.co.id di Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Dia heran dengan manuver Koalisi Sipil yang melapor persoalan KPU ke Komisi II DPR. Apalagi, dalam laporannya kumpulan lembaga swadaya masyarakat (LSM) tersebut membawa-bawa nama Istana.

Baca: Rapat Langsung Tertutup Saat Koalisi Sampaikan Bukti Kecurangan KPU ke DPR

"Kita ajak debat adu pikiran, malah main belakang mau main jegal. Kita kritik sistem pemilu lama eh para mantan curang sekongkol dengan pemain lama. Partai Gelora tidak takut hadapi konspirasi mereka. Marah karena gagal hentikan langkah kami sekarang mau perang terbuka. Ayo!" ucap Fahri.

Eks wakil ketua DPR itu balik menuduh ada pihak-pihak tertentu yang mencoba menggagalkan Partai Gelora untuk ikut Pemilu 2024. Menurut dia, pihak itu khawatir jika nanti partainya menang maka bisa membawa perubahan berarti bagi perjalanan bangsa ini.

"Mereka takut dengan gelombang rakyat yang akan menuntut pembaharuan total dalam cara kita bernegara melalui Partai Gelora. Kereka takut hukum tegak, korupsi dan segala kejahatan hilang. Mereka takut Indonesia bersatu mengubah nasib menjadi kekuatan yang diperhitungkan," ucap Fahri.

Baca: Merasa Disindir Megawati Capreskan Ganjar, PSI Minta Maaf

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement