REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pangeran Harry membalas tanggapan yang menyakitkan atas pengakuan dalam buku memoarnya. Dalam buku memoar berjudul Spare, Harry mengungkapkan bahwa dia telah membunuh 25 orang di Afghanistan ketika bertugas sebagai pilot helikopter militer.
Dalam bukunya Harry menceritakan dua tugas militernya ke Afghanistan yaitu sebagai pengontrol udara depan pada 2007/2008 dan, pada 2012 ketika bertugas sebagai co-pilot penembak di helikopter serang Apache. Surat kabar Inggris dan beberapa mantan tokoh militer Inggris telah menyerang keputusan Harry untuk mengungkap jumlah korban yang telah diserangnya dalam tugas militer. Para mantan tokoh militer mengatakan, pernyataan Harry dapat menempatkan dia dan orang lain dalam risiko pembalasan.
Berbicara kepada Stephen Colbert dalam program "The Late Show", Harry mengatakan, dia mengungkapkan hal tersebut untuk mengurangi jumlah bunuh diri oleh veteran militer. Harry menuding media telah memutarbalikkan kata-katanya sehingga pernyataan yang ditulis di bukunya menjadi keluar konteks.
"Tanpa diragukan lagi kebohongan paling berbahaya yang mereka katakan kepada kami adalah bahwa saya membual tentang jumlah orang yang saya bunuh di Afghanistan," kata Harry.
“Saya membuat pilihan untuk membagikannya karena setelah menghabiskan hampir dua dekade bekerja dengan para veteran di seluruh dunia, menurut saya yang terpenting adalah jujur dan dapat memberi ruang kepada orang lain untuk dapat berbagi pengalaman tanpa ada rasa malu," ujar Harry.
Pada Selasa (10/1/2023), penerbit buku Harry mengatakan, buku memoar itu telah menjadi buku non-fiksi dengan penjualan tercepat di Inggris. Pengungkapan pribadi Harry tentang kehidupannya dan bangsawan lainnya, serta hubungan Harry dengan pers yang tidak harmonis telah mendominasi media Inggris selama berhari-hari.
"Saya tidak akan berbohong, beberapa hari terakhir ini sangat menyakitkan dan menantang," kata Harry mengomentari buku memoarnya yang menjadi sorotan.