REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Asisten Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menemukan dokumen rahasia lainnya di lokasi yang terpisah dari kantor lembaga think tank, Penn Biden Center for Diplomacy and Global Engagement. Asisten Biden telah mencari materi rahasia lainnya yang mungkin masih tertinggal.
Sebelumnya sekumpulan dokumen rahasia ditemukan di Penn Biden Center yang berbasis di Washington pada November lalu. Laporan NBC News mengatakan, tingkat klasifikasi, jumlah, dan lokasi penemuan dokumen itu tidak diketahui. Selain itu, tidak diketahui kapan dokumen lainnya tersebut ditemukan dan apakah pencarian materi rahasia lain di lembaga think tank itu sudah selesai.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters terkait penemuan dokumen rahasia tersebut. Senator Mark Warner, yang merupakan ketua Komite Intelijen Demokrat, telah meminta pengarahan tentang penemuan dokumen Biden.
Seorang juru bicara Senator Marco Rubio, yang merupakan wakil ketua komite dari Partai Republik, mengatakan, Rubio dan Warner telah menulis surat kepada Direktur Intelijen Nasional Avril Haines, untuk meminta akses ke dokumen rahasia tersebut. Kedua senator itu juga meminta penilaian komunitas intelijen dan pengarahan tentang penyimpanan dokumen rahasia Biden, dan dokumen yang disimpan mantan presiden Donald Trump.
Sebelumnya, pengacara Biden menemukan sejumlah catatan rahasia di dalam kantor Penn Biden Center. Pengacara Biden telah memberikan pemberitahuan kepasa Arsip Nasional AS tentang penemuan itu dan menyerahkan dokumen tersebut. Pengacara Biden mengatakan, mereka bekerja sama dengan Arsip Nasional dan Departemen Kehakiman.
Penn Biden Center adalah sebuah lembaga yang dibentuk oleh Biden. Dia secara berkala menggunakan ruang kantor di lembaga think tank tersebut dari pertengahan 2017 hingga awal kampanye presiden 2020. Biden adalah wakil presiden di bawah mantan Presiden Barack Obama dari 2009 hingga 2017.