REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, rencana koalisi perubahan yang terdiri tiga partai, yaitu Demokrat bersama Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus dikomunikasikan. Ketiga partai masih mencari konsensus terbaik dalam membentuk format koalisi.
Partai Nasdem telah mendeklarasikan Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). Terkait posisi calon wakil presiden (cawapres), AHY mengatakan, ketiga partai tersebut masih mencari pasangan terbaik untuk dimajukan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Sebelum ada deadline yang ditetapkan berdasarkan undang-undang, bahwa kita hari ini terus mencari pasangan yang terbaik kans kemenangannya," ujar AHY di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Kamis (12/1/2023).
Menurut dia, pasangan capres-cawapres tak boleh mengacu kepada sikap suka atau tidak suka yang bisa sangat subjektif. Pembicaraan terkait pengusungan kandidat, sambung dia, harus melalui komunikasi politik yang rasional dan objektif.
"Aktual dan faktual, dengarkan suara rakyat, jangan hanya percaya pada statistik yang belum tentu bisa dikonfirmasi di lapangan," ujar AHY.
Komunikasi antara Demokrat, Nasdem, dan PKS, diklaimnya tetap terjalin baik dan menuju arah yang tepat. Dinamika yang mengiringi pembahasan ketiga partai merupakan hal lumrah dalam koalisi berpolitik.
"Walaupun kita tahu politik adalah sesuatu yang penuh dengan misteri, koalisi juga begitu. Kita terus berikhtiar, dinamis itu sudah pasti, menghangat juga hampir pasti, tapi sejatinya kami terus mencari konsensus," ujar putra sulung presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Terpisah, Wakil Ketua Umum DPP Partai Nasdem, Ahmad Ali, juga menyinggung agar tak ada pihak yang memaksakan kehendaknya dalam rencana pembentukan Koalisi Perubahan. Kerja sama politik haruslah dilandasi dengan prinsip kesetaraan.
"Kalau kemudian ada partai yang membuat syarat kadernya harus menjadi calon wakil presiden misalnya, dan itu menjadi suatu aturan maka saya pastikan koalisi ini akan bubar. Jadi karena sampai hari ini kita belum membicarakan itu," ujar Ali.
"Intinya kan kita harus punya pemahaman yang sama. Koalisi itu kan tidak ada orang yang merasa pemimpin di koalisi ini, tidak ada orang yang merasa lebih dibutuhkan, tidak ada orang yang memaksakan keinginannya," ucap Ali.