Kota Solo Miliki Potensi Kembangkan Wisata Industri
Red: Yusuf Assidiq
Warga melihat pemandangan di kawasan proyek Pintu Air Demangan Baru, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Proyek pintu air yang dikerjakan Kementerian PUPR bersama Pemerintah Kota Solo dengan anggaran Rp70 miliar itu nantinya selain berfungsi sebagai pengendali banjir Kali Pepe dan Sungai Bengawan Solo juga dimanfaatkan untuk tujuan wisata. | Foto: ANTARA/Maulana Surya
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerhati Pariwisata Indonesia (PPI) menyebut Kota Solo berpotensi mengembangkan sektor wisata industri mengingat banyaknya industri yang ada di daerah sekitar.
Perwakilan PPI Ferdinan Wahyu Ariya pada pembukaan Solo Hotel Expo and Tourism Industry di Solo Paragon Lifestyle Mall, mengatakan potensi tersebut perlu digarap serius agar wisata industri bisa menjadi ikon baru Kota Solo.
"Kami melihat potensi itu cukup luar biasa. Memang tantangannya cukup berat. Jarak antarindustri yang menjadi tujuan kunjungan lumayan jauh sehingga memakan waktu," katanya.
Meski demikian, pihak agen perjalanan bisa mengolahnya dengan cara masing-masing. "Misalnya, dari Solo ke arah Tawangmangu, Karanganyar. Ada beberapa potensi yang bisa dicapai dalam sehari. Jadi harus dibuat sistem paket yang bisa digarap travel agent," katanya.
Di sisi lain, potensi perhotelan juga harus digali lagi agar para wisatawan yang datang ke Solo bersedia menginap lebih lama. Apalagi sebetulnya Kota Solo sudah memenuhi syarat sebagai kota tujuan utama wisata, salah satunya jumlah hotel yang cukup banyak.
"Potensi hotel ini bisa digali lagi. Selama ini keuntungan itu didapat oleh daerah tetangga. Jadi memang tur industrinya ke Solo tetapi menginapnya di kota lain. Jangan sampai Solo tidak kebagian kue itu," ujar dia.
Salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen hotel adalah mengemas paket khusus untuk pelajar. Dengan demikian, harga tidak per kamar melainkan per paket.
"Sekamar bisa untuk empat pax. Itu bisa dirancang oleh teman-teman hotel dan ditawarkan ke travel agent saat table top," kata ketua pelaksana Table Top Solo Hotel Expo and Tourism Industry tersebut.
Senada, Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Solo Daryono menilai Solo dan sekitarnya berpotensi mendukung wisata industri. Meski demikian, dikatakannya, perlu dibuat paket wisata mengingat wisata industri termasuk paket wisata minat khusus.
Mengenai kesiapan hotel untuk mendukung wisata industri, dikatakannya, perlu disiapkan akomodasi sesuai dengan pasar sektor wisata ini, salah satunya yakni pelajar.
"Perlu disiapkan juga akomodasi untuk makan. Belum ada restoran yang bisa menampung orang dalam jumlah besar," katanya.
Sementara itu, kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 30 hotel di Kota Solo dan sekitarnya. Selain Solo Raya, ada dua hotel dari luar kota juga mengikuti Solo Hotel Expo and Tourism Industry, yakni dari Magelang dan Salatiga.