REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alquran mengisahkan kaum Aad yang digambarkan sangat kuat dan bersatu tapi dibinasakan karena mendurhakai Nabi Hud Alaihissalam. Salah satu alasan mereka mendurhakai Rasul-Nya karena mereka lebih menuruti perintah pemimpin atau penguasa yang sewenang-wenang dan keras kepala alias tidak mau mendengarkan nasihat Rasul-Nya.
وَتِلْكَ عَادٌ ۖجَحَدُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهٗ وَاتَّبَعُوْٓا اَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيْدٍ
Itulah (kaum) Aad. Mereka mengingkari tanda-tanda (kekuasaan) Tuhan, mendurhakai Rasul-Rasul-Nya, dan menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi keras kepala. (QS Hud: 59)
Pada ayat ini, menurut Tafsir Kementerian Agama, Allah SWT menerangkan itulah kisah kaum ‘Aad yang telah mengingkari tanda-tanda kekuasaan Allah dan mendurhakai Rasul-Nya yang diutus untuk memberikan petunjuk kepada mereka menuju jalan yang benar. Yaitu mengesakan-Nya dan mematuhi perintah-Nya.
Tetapi mereka (kaum Aad) hanya mau mematuhi perintah penguasa yang sewenang-wenang yang tidak mau mengikuti kebenaran walaupun dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang cukup meyakinkan.
Menurut Tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Arab Saudi, menjelaskan, kaum Aad telah kafir kepada ayat-ayat Allah dan mendurhakai Rasul-Rasul-Nya. Kaum Aad lebih menaati perintah para penguasa yang sombong kepada Allah yang tidak mau menerima kebenaran dan tidak tunduk kepada-Nya.
Menurut Tafsir Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, kaum Aad lebih menuruti perintah para penguasa yang sewenang-wenang, yakni penguasa yang menguasai manusia dengan kezaliman. Mereka juga penguasa yang menentang kebenaran, yakni menentang ayat-ayat Allah. Maka tidak heran kalau Allah membinasakan mereka.