Kamis 12 Jan 2023 16:28 WIB

Jadi KLB, Ridwan Kamil akan Gelar Rapat Khusus Bahas Cikbul

Ada beberapa upaya penanggulangan sementara yang telah dilakukan Dinkes Jabar.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Penjual jajanan ciki ngebul (cikbul) melayani pembeli di Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta seluruh pihak, terutama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit di Indonesia untuk mewaspadai jika ada temuan kasus keracunan jajanan cikbul yang menggunakan nitrogen cair. Imbauan tersebut disampaikan seiring dengan pelaporan kasus peningkatan korban keracunan cikbul nitrogen cair di Provinsi Jawa Barat.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Penjual jajanan ciki ngebul (cikbul) melayani pembeli di Jalan Dr Ir Sukarno, Sumur Bandung, Kota Bandung, Sabtu (7/1/2023). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta seluruh pihak, terutama Dinas Kesehatan (Dinkes) dan rumah sakit di Indonesia untuk mewaspadai jika ada temuan kasus keracunan jajanan cikbul yang menggunakan nitrogen cair. Imbauan tersebut disampaikan seiring dengan pelaporan kasus peningkatan korban keracunan cikbul nitrogen cair di Provinsi Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kasus keracunan makanan akibat mengonsumsi ciki ngebul (Cikbul) di Jawa Barat akhir-akhir ini menjadi kejadian luar biasa (KLB). Ini karena, makanan itu telah menelan korban puluhan anak sekolah.

Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, pihaknya belum mendapatkan laporan detail tentang kasus Cikbul ini. Tapi, dalam waktu dekat pihaknya akan menggelar rapat untuk mengambil langkah terkait kasus keracunan tersebut.

 

photo
Wiwin (30 tahun), bersama anaknya, Irsyad (13), di rumahnya, Kampung Hergamanah, Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (9/1/2023). Irsyad merupakan salah satu korban keracunan ciki ngebul di Kabupaten Tasikmalaya beberapa waktu lalu. - (Bayu Adji P/Republika)