REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Puluhan ribu tentara Ottoman gugur tanpa melakukan kontak senjata dalam Perang Sarikamis. Nyawa sebagian besar tentara ini melayang bukan karena berperang dengan tentara Rusia, tetapi karena cuaca dingin di lokasi pertempuran.
Perang Sarikamis adalah pertempuran yang berlangsung antara Kekaisaran Rusia melawan Kesultanan Utsmaniyah selama Perang Dunia I. Pertempuran ini berlangsung dari 22 Desember 1914 hingga 17 Januari 1915.
Pada saat itu, komandan militer Utsmaniyah, Anwar Pasha ingin mengembalikan tanah yang diduduki Rusia di Anatolia timur. Dia pun mengerahkan lebih dari 70 ribu tentara Utsmaniyah untuk melawan Rusia.
Namun, karena kesalahan militer dan salah urus tentara, Ottoman akhirnya dikalahkan tentara Rusia.
Perang ini disebut perang Sarikamis karena mengacu pada daerah tempat peristiwa itu terjadi, yang saat ini berada di bawah negara bagian Kars, Turki.
Anwar Pasha memutuskan untuk berperang melawan tentara Rusia, karena pada 1914 Rusia sedang menderita kekalahan dari Jerman dalam pertempuran Masurian dan Tannenberg di Front Eropa Timur. Akibat perang itu, Rusia pun tidak mampu lagi memasok pasukannya di Anatolia timur.
Terlepas dari cuaca dingin dan hujan salju di daerah yang diduduki oleh Rusia, Anwar Pasha tetap memutuskan untuk berperang melawan Rusia. Baginya ini adalah momentum yang pas untuk melawan Rusia. Akhirnya, ia pun memulai pertempurannya dengan melibatkan puluhan ribu tentara Ottoman.
Selama dua hari pertama, tentara Ottoman mampu melawan tentara Rusia dengan baik. Namun, keadaan mulai memburuk di hari-hari lainnya, dan berbalik mendukung tentara Rusia, yang segera melancarkan serangan mematikan.
Pada 3-4 Januari 1915, badai semakin intensif di Sarikamis. Cuaca di wilayah ini biasanya kurang dari 8 derajat, tapi pada saat pertempuran kala itu suhunya mencapai kurang dari 30 derajat di bawah nol dan menyebabkan hancurnya tenda-tenda tentara Ottoman. Tidak hanya itu, badai juga menutup semua jalan keluar di sekitar mereka.
Apalagi, saat itu Anwar Pasha memutuskan untuk menghadapi tentara Rusia dengan melintasi “Pegunungan Allahu akbar”, yang dianggap sebagai gunung tertinggi di daerah Sarikamis. Pada saat yang sama, angkatan laut Rusia juga menyerang kapal-kapal yang menuju tentara Ottoman untuk memasok makanan dan pakaian.
Baca juga: Islam akan Jadi Agama Mayoritas di 13 Negara Eropa pada 2085, Ini Daftarnya
Pada saat itu, sebagian besar personel tentara Ottoman memang tidak mengenakan pakaian yang sesuai di daerah dingin. Hal itu memperburuk kondisi tentara Ottoman, dan berdampak negatif pada pergerakan mereka melawan Rusia. Akhirnya, puluhan ribu tentara Ottoman gugur karena kedinginan.
Setelah hawa dingin semakin parah bagi tentara Ottoman, banyak dari mereka yang tidak tahan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa 40 ribu dari mereka gugur membeku di medan perang, akibat badai salju.
Sementara, sumber lain menyebutkan bahwa jumlah total yang mati kedinginan mencapai 60 ribu prajurit. Turki lantas membuat monumen para tentara itu dan menggelar peringatannya setiap tahun.
Sumber: arabicpost