Kamis 12 Jan 2023 20:42 WIB

Irigasi Longsor, 50 Hektare Areal Pertanian di Sukabumi Terancam Gagal Panen

Curah hujan awal Januari 2023 yang tinggi membuat saluran irigasi terbawa longsor

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Gita Amanda
Bencana longsor menerjang Kampung Babakan Bungur RT 05 RW 01, Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/3/2022) lalu. Dampak bencana tersebut menyebabkan jalan sempat tertutup material longsor dan menimbun areal persawahan.
Foto: istimewa
Bencana longsor menerjang Kampung Babakan Bungur RT 05 RW 01, Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jumat (25/3/2022) lalu. Dampak bencana tersebut menyebabkan jalan sempat tertutup material longsor dan menimbun areal persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kejadian bencana longsor dan pergerakan tanah menerjang saluran irigasi di Kampung Tarisi RT 03 RW 04 Desa Tarisi, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi. Dampaknya sekitar 50 hektare areal persawahan di wilayah tersebut terancam gagal panen.

''Curah hujan awal Januari 2023 yang cukup tinggi di Kecamatan Warungkiara mengakibatkan saluran irigasi terbawa longsor,'' ujar Petugas Pusdalops PB BPBD Kabupaten Sukabumi, Sandra Fitria, Kamis (12/1/2023). Saluran irigasi yang diterjang longsor itu sepanjang 20 meter dengan ketinggian 6 meter dan hampir 200 meter panjang saluran terdampak pergerakan tanah.

Baca Juga

Menurut Sandra, tidak ada korban luka atau jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun peristiwa itu dapat mengakibatkan hampir 50 hektare areal pesawahan warga gagal panen dan warga pengguna air irigasi sangat terganggu.

Sandra menerangkan, petugas penanggulangan kecamatan (P3BK) Warungkiara telah berkoordinasi bersama perangkat Desa/Kecamatan, Koramil, Polsek, Satpol PP. Selain itu melakukan pendataan dan memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Hal ini kata Sandra disebabkan kondisi saat ini mengingat curah hujan cukup tinggi yang dapat mengakibatkan banjir dan longsor. Ia menerangkan kebutuhan di lapangan yakni material boronjong dan karung untuk pembuatan tanggul.

P2BK Warungkiara Yudi Ridwan menambahkan, kondisi mutakhir di lapangan yakni saluran irigasi yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari oleh masyarakat dan lebih dari 50 hektare sawah sampai saat ini tidak bisa dialiri air. Sehingga membutuhkan penanganan dengan cepat dari sejumlah instansi terkait.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement