Kamis 12 Jan 2023 20:45 WIB

Publik AS Meminta Metal Detector Dipasang di Setiap Sekolah

Penembakan yang dilakukan murid berusia 6 tahun memicu perdebatan keamanan di sekolah

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi Penembakan
Foto: pixabay
Ilustrasi Penembakan

REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA -- Penembakan yang dilakukan anak berusia 6 tahun memicu perdebatan soal keamanan di sekolah. Banyak warga yang meminta metal detectors di setiap sekolah tapi pakar memperingatkan tidak ada solusi mudah ketika mencegah kekerasan senjata api di sekolah.

"Tidak ada yang mengubah permainan," kata direktur eksekutif National Association of School Resource Officers yang melatih penegakan hukum yang bertugas di sekolah, Mo Canady, Kamis (12/1/2023).

Baca Juga

"Bagaimana kami mendekati gagasan melindungi siswa dan staf dari anak 6 tahun yang bersenjata," katanya mengenai penembakan di Newport News, Virginia, Amerika Serikat (AS) pekan lalu.

Sudah lama pengajar dan pendidik Amerika mencoba menciptakan ruang yang aman tanpa terasa seperti penjara dan lebih seperti sekolah. Penembakan Jumat (6/1/2023) lalu memicu perdebatan mengenai keefektivan metal detector di sekolah dan kebijakan keamanan lainnya.

"Metal detectors dan tas transparan lebih menakutkan bagi anak kecil dan lebih mengkriminalisasi," kata profesor psikologi anak di  State University of New York, Amanda Nickerson.

Banyak strategi yang diusulkan tidak memiliki bukti penelitan, dan mungkin akan mengikis iklim sehat di sekolah," tambahnya.

Iklim sehat yang Nickerson maksud di mana siswa dan staf sekolah dapat mengungkapkan kecemasan mereka tentang kemungkinan ancaman. Langkah ini telah menunjukkan dapat mencegah penembakan di sekolah. 

"(Pendekatan yang lebih efektif memupuk) keberhasilan akademik, emosi, sosial dan perilaku yang positif," katanya.

Profesor pendidikan dan kesejahteraan sosial University of California Ron Avi Astor mengatakan yang seharusnya bertanggung jawab adalah para pemilik senjata api.

Kepolisian Newport News mengatakan siswa berusia 6 tahun membawa senjata api ibunya yang dibeli dengan legal ke sekolah. Tidak diketahui bagaimana ia mendapatkannya.

Hukum Virginia melarang senjata api dengan perlu dapat diakses anak di bawah 14 tahun. Pelanggaran itu dapat dihukum satu tahun penjara dan denda 2.500 dolar AS. Sejauh ini belum ada dakwaan yang ditetapkan untuk siswa tersebut.  

Astor mengatakan dibutuhkan pendekatan kesehatan masyarakat untuk mengurangi kekerasan senjata api di sekolah. Seperti memberlakukan lisensi senjata api."Mari semua sepakat pendidikan senjata sangat penting, terutama seputar keamanan dan insiden senjata api dan akses anak-anak pada senjata," kata Astor.

"Mari menjadikan hal itu bagian dari kesehatan kelas, mari memastikan setiap anak, orang tua dan pendidik di setiap sekolah di Amerika Serikat menjalani pendidikan dan pelatihan keamanan benda berbahaya."

"Berdasarkan jajak pendapat pendidikan keamanan senjata api dalah sesuatu yang disepakati semua rakyat Amerika, itu pijakan yang bagus untuk mulai menyelamatkan nyawa dan mengurangi luka atau kematian," kata Astor.

Penembakan pekan lalu terjadi saat  Abigail Zwerner sedang mengajar siswa kelas satu di Richneck Elementary. Tidak ada tanda peringatan dan pergulatan sebelum anak berusia 6 tahun mengarahkan senjata ke Zwener dan melepaskan tembakan.

Peluru menembus tangan dan mengenai dada Zwener. Perempuan berusia 25 tahun itu mengeluarkan murid-muridnya keluar kelas sebelum lari ke rumah sakit. Pihak berwenang mengatakan kondisinya sudah membaik dan stabil.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement