REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Maskapai penerbangan asal Inggris British Airways meluncurkan perubahan seragam untuk pertama kalinya dalam dua dekade bagi anggota krunya. Seragam tersebut menampilkan tunik dan jilbab untuk wanita Muslim.
"Seragam kami adalah representasi ikonik dari merek kami, yang akan membawa kami ke masa depan, mewakili yang terbaik dari Inggris modern dan membantu kami memberikan layanan asli Inggris yang luar biasa bagi pelanggan kami," kata CEO British Airways, Sean Doyle, dilansir About Islam, Kamis (12/1/2023).
Seragam baru itu dibuat oleh perancang busana Savile Row dan penjahit Ozwald Boateng OBE. Keduanya menggantikan perancang busana sebelumnya untuk British Airways, Julien MacDonald. Boateng mengakui, seragam buatannya dirancang dengan penuh dedikasi dan sungguh membuatnya letih.
"Merancang seragam ini adalah pekerjaan yang sangat besar dan melelahkan dan jauh melampaui pakaian. Seragam ini menciptakan perubahan energik secara internal," kata Boateng.
Boateng mengatakan, salah satu tujuan utama dirinya merancang busana untuk British Airways adalah menciptakan sesuatu yang berbicara kepada dan untuk rekan maskapai. Ini wujud untuk menginspirasi dan memberdayakan mereka, mendorong mereka untuk menjalankan peran mereka dengan bangga.
"Dan yang terpenting memastikan mereka merasa dilihat dan didengar. Meski maskapai ini memiliki warisan yang kuat, sangat penting untuk mendukung dalam menciptakan narasi baru tentang perubahan dan transendensi, dengan tetap menjaga ketepatan waktu," tambah Boateng.
Semua awak kabin, pilot, dan agen check-in British Airways akan memiliki tanggal peralihan dari seragam mereka saat ini ke seragam baru pada musim panas 2023. Dalam Islam, jilbab adalah pakaian bagi perempuan dan bukan simbol agama yang menampilkan afiliasi seseorang.
Pada 2016, polisi Skotlandia menyatakan jilbab sebagai bagian opsional dari seragamnya. Ini untuk mendorong lebih banyak perempuan Muslim mempertimbangkan kepolisian sebagai pilihan karier.