Jumat 13 Jan 2023 07:05 WIB

Menlu Turki akan Bertemu Menlu Suriah Awal Februari

Pertemuan ini akan menjadi pertemuan tingkat tinggi pertama Turki-Suriah sejak 2011

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
 Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu  akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad pada awal Februari 2023.
Foto: AP/Burhan Ozbilici
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad pada awal Februari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, İSTANBUL -- Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan ia akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad pada awal Februari. Ia membantah laporan keduanya dapat bertemu pekan depan.

Pertemuan itu akan menandai pertemuan tingkat tertinggi antara Ankara dan Damaskus sejak perang Suriah tahun 2011. Pertemuan ini juga akan menandakan hubungan kedua negara mulai mencair.

Baca Juga

Turki yang merupakan anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memainkan peran besar dalam konflik di Suriah dengan mendukung lawan Presiden Bashar al-Assad dan mengirimkan pasukannya ke Utara. Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu utama Assad  sudah mendesaknya rekonsiliasi dengan Ankara.

Dalam siaran langsung Cavusoglu mengatakan belum ada tanggal yang ditetapkan. Tapi pertemuan "akan segera mungkin."

Pejabat pemerintah Turki mengatakan pertemuan itu dapat dijadwalkan pertengahan pekan depan. Tapi Cavusoglu mengatakan pertemuan tidak akan digelar secepat itu.

"Sudah kami katakan sebelumnya terdapat usulan untuk tanggalnya pekan depan tapi tidak cocok dengna kami, dapat digelar awal Februari, kami sedang mengerjakan tanggalnya," kata Cavusoglu, Kamis (13/1/2023).

Menteri Pertahanan Turki dan Suriah menggelar pertemuan di Moskow bulan lalu membahas keamanan di perbatasan dan isu lainnya. Pekan lalu Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan ia mungkin bertemu Assad usai pertemuan trilateral menteri luar negeri.

Konflik di Suriah yang menewaskan ratusan ribu orang, memaksa jutaan lainnya mengungsi dan menarik kekuatan regional dan dunia sudah memasuki dekade kedua. Meski pertempuran mulai mendingin.

Dengan dukungan dari Rusia dan Iran, pemerintah Assad menguasai kembali sebagian besar wilayah Suriah. Pasukan oposisi yang didukung Turki masih menguasai kantong-kantong di barat daya dan pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat (AS) juga menguasai wilayah di dekat perbatasan Turki.

Washington tidak mendukung negara-negara lain memperbaiki hubungan dengan Assad. AS bermitra dengan Pasukan Demokratik Suriah yang dipimpin etnis Kurdi termasuk milisi YPG dalam perang melawan ISIS di Suriah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement