dok. republika
NYANTRI--Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh umat Muslim agar rezekinya dipermudah dan berkah. Aktivitas di pagi hari dipandang akan menjadi penentu bagaimana rezeki akan didapat.
Setelah shalat shubuh usahakan langsung melakukan aktivitas agar tubuh tetap bugar tidak mengantuk. Anda dapat melakukan apapun seperti mencuci, pergi ke sawah atau apapun aktivitas lainnya. Waktu pagi hari juga sumber kesehatan yang bisa didapatkan dari udara dan matahari sehingga bisa berdampak kepada kebugaran fisik dan pikiran.
Oleh karena itu Islam telah memberikan cara bagaimana agar rezeki Anda lancar. Berikut di antara yang bisa dilakukan sesuai anjuran agama:
Jangan Tidur di Pagi Hari
Pagi adalah waktu yang tepat untuk merencanakan aktivitas selama satu hari baik dalam urusan mencari rezeki atau yang lainnya. Rasulullaj juga menganjurkan agar tidak tidur pada pagi hari.
Dikutip dari republika.co,id, Rasulullah bersabda: Tidur pagi menghalangi datangnya rezeki (HR. Ahmad dan Baihaqi).
Rasulullah juga mendoakan bagi orang-orang yang memulai aktivitasnya di pagi hari.
Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/195952/mengapa-dianjurkan-sedekah-di-hari-jumat-
https://nyantri.republika.co.id/posts/183695/doa-sehari-hari-agar-terhindar-dari-gigitan-ular
Shalat Dhuha
Di pagi hari Anda juga dianjurkan melaksanakan shalat dhuha. Ibadah sunnah ini mudah untuk dikerjakan minimal dua rakaat. Waktu shalat ini bisa dilaksanakan sejak matahari mulai naik hingga jelang masuk waktu dhuhur.
Shalat dhuha memiliki keutamaan. Selain mempermudah rezeki melainsir dari berbagai sumber, keutamaan lainnya adalah sebagai sedekah. Kemudian dosa-dosa di masa lampau bagi orang yang melaksanakan ibadah ini akan diampuni. Ibadah sunnah di pagi hari ini juga menyehatkan tubuh.
Sholat Dluha termasuk solat sunnah muakkad selain sholat malam dan teraweh. Dalil yang dijadikan sandaran oleh ulama adalah Q.S. Shad ayat 18:
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ
Artinya: Sungguh, kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi.
(Imam Taqiyuddin, Kifayah al-Akhyar, Surabaya: Dar al-Jawahir, t.th, I/71.)