REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia paparkan perkembangan investasi baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dari perusahaan asal Korea Selatan LG, Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China, dan Britishvolt dari Inggris.
Menurut Bahlil kepada awak media di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta selepas mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Jakarta, Jumat (13/1/2023), untuk investasi dari LG dan CATL yang konstruksinya akan dimulai tahun ini bakal menciptakan ekosistem EV dari hulu hingga hilir. LG dan CATL memiliki konsep serupa yakni menggandeng sejumlah perusahaan lokal di bawah holding BUMN pertambangan, MIND ID.
Untuk tahapan penambangan, LG dan CATL bekerja sama dengan PT Antam. Kemudian untuk smelter menggandeng Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC), BUMN yang sahamnya dimiliki oleh Antam, MIND ID, PLN, dan Pertamina.
"Kemudian prekusor katoda sel baterai sampai recycle. Jadi ini satu ekosistem yang mungkin salah satu pertama kali di dunia sebab yang lainnya itu parsial," kata Bahlil.
Dari segi nilai investasi, LG bakal mengucurkan modal sebesar 9,8 miliar dolar AS dan CATL sekitar 6 miliar dolar AS. "Ini yang sekarang sudah running di tahun ini," ungkap.
Berkenaan dengan lokasi smelter yang berada di Maluku Utara, didekatkan dengan tambang. Sedangkan pabrik prekursor katoda sebagian di Batang, Jawa Tengah. "CATL lagi menentukan lokasinya antara Batang dan Kaltara (Kalimantan Utara)," ujar Bahlil.
Sementara itu untuk investasi dari Britishvolt, ia meyakini proses perizinan sudah hampir rampung, tetapi memperkirakan pembangunan baru akan dimulai pada kuartal II atau kuartal III 2023.
"Britishvolt kerja sama dengan perusahaan nasional, sekarang ini proses perizinannya sudah hampir rampung," ujar Bahlil.