Hampir setahun ini, warga di seputar Kecamatann Pamulang, khususnya Kelurahan Pamulang Barat yang kerap olah raga pagi selepas subuh di lapangan depan Masjid Agung Al Mujahidin dan kantor Kecamatan Pamulang, terpaksa memindahkan tempat cari keringat ke wilayah lain. Soalnya, lapangan sedang direvitalisasi menjadi sebuah Alun-alun Pamulang.
Pedagang es yang biasa mangkal di halaman masjid, mengaku tak tahu kapan taman bakal dibuka. "Denger-denger, katanya mau ngejar malam tahun baru, ternyata sampai sekarang belum selesai juga, masih ditutup pagar seng," katanya.
Seorang warga Pamulang Permai Baru yang biasa olah raga di sana, juga tak sabaruntuk bisa kembali berjalan-kaki ringan memutari lapangan yang kini berubah jadiAlun-alun Pamulang.
"Sayangnya banyak pepohonan yang ditebangi, tapi jelas setelah menjadi Alun-alun Pamulang pasti sudah dipikirkan bakal berubah lebih indah, cantik, dan nyaman, apalagi jaraknya cuma beberapa meter dari tugu bundaran Pamulang sebagai salah satu ikon Pamulang yang baru dibangun," katanya.
Memang alun-alun masih ditutup dengan seng biru dan kayu. Hingga kini warga tidak diperkenankan masuk karena belum diresmikan. Namun beberapa anak sekolah terlihat main di taman yang sudah ditanami rerumputan dan tanaman, kendati belum rimbun. Beberapa di antaranya malah sudah menjajal main prosotan, ayunan, dan jungkat-jungkit.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengakui alun-alun Pamulang telah selesai dibangun. Tidak lama lagi masyarakat bisa menikmati fasilitas Alun-alun Pamulang. Kabarnya, Alun-alun bisa digunakan bulan depan.
"Pembangunan Alun-alun Pamulang sudah selesai," tutur Ihtiyan Hermansyah, Kepala Bidang Bangunan pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kota Tangsel. Ihtiyan bilang, dalam waktu dekat akan dilakukan serah terima ke Dinas Lingkungan Hidup selaku pemilik aset. Setelahnya, fasilitas tersebut baru bisa digunakan masyarakat. "Dalam jangka waktu dekat diserahterimakan ke Dinas LH (Lingkungan Hidup)."
Pulang ke Pamulang
Jauh di tepian selatan
Bagaikan tanah tak bertuan
Terasing dan tak tentu arah
Mungkin kau kan ke sini kapan-kapan
Lebih laju sepedaku kencang
Sore sebelum malam datang
Tak lupa indahkan rambu
Saatku akan pulang ke pamulang
Selalu beri arti pulang
Kawanku t'lah tumbuh seribu
Doaku akan s'lalu pulang ke Pamulang
Merayap di jalan layang
Danau yang tenang
Rindang pepohonan
Terlihat kuda berkawan
Langit berawan
Tiba di bundaran
Malam tak takut kelaparan
Warung tenda yang bertebaran
Luapan air hujan datang
Ular sesekali ke permukaan
Kudirikan sebuah ruang
Di ruko cantik ala sekarang
Kutampil untuk senang-senang
Kunyanyikan lagu “Untuk Dikenang”