Konser Deep Purple, Gibran Optimistis Multiplier Effect untuk Kota Solo
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Jumpa pers konser Deep Purple yang akan digelar di Solo pada 10 Maret mendatang, Jumat (13/1/2023). | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Band kenamaan asal Inggris Deep Purple bakal menggelar salah satu konser world tour di Edutorium UMS, Kota Solo, 10 Maret 2023 mendatang. Tak ketinggalan band rock legendaris asal Indonesia God Bless pun akan jadi band pembuka di gelaran tersebut.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyambut baik konser deep Purple tersebut. Menurutnya dengan kembali digelarnya konser dengan skala band internasional akan berdampak positif pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Yang jelas kami ingin event ini lancar, mendatangkan pemasukan yang baik untuk PAD kami," ungkapnya, Jumat (13/1/2023).
Adanya konser internasional lanjut Gibran juga mendatangkan banyak dampak positif bagi seluruh elemen yang terlibat (multiplier effect).
"Kami melihat multiplier effect-nya ya. UMKM dan semua yang terlibat di event ini. Yang jelas kota solo ini kan terus genjot event seperti ini. Jadi bukan hanya orang kota solo saja yang menikmati ini, tapi luar solo juga. Ya Alhamdulillah kalau ada tamu mancanegara lebih baik lagi," terangnya.
Bahkan, Gibran mengklaim bahwa kota Solo menempati peringkat atas di tingkat Jawa Tengah. Namun, ia mengatakan bahwa hal tersebut menunggu survei dari bank BI dan BPS Februari mendatang.
"Nanti saja kita lihat bulan Februari bank BI atau BPS akan segera mengeluarkan data data pertumbuhan ekonomi kemarin kita yakini pertumbuhan ekonomi terbaik se-Jawa tengah," katanya.
Selain itu Gibran mengatakan bahwa Kota Solo tidak hanya akan menjadi kota konser. Namun menjadi kota rekaman sejalan dengan revitalisasi Lokananta pada April 2023.
"Iya sejalan dengan dengan revitalisasi Lokananta gak hanya kota konser tapi kota untuk rekaman. Lokananta nanti April jadi. Kalau sekarang saya lihat lagi bangun gedung utama sama gedung rekaman, Amphitheater masih lama April ya, tenang wae," katanya.
Sementara itu, pihak promotor Rajawali Indonesia Anas Syahrul Alimi mengatakan konser Deep Purple adalah bagian dari music tourism atau wisata musik. Pasalnya, selain menikmati konser tentunya mereka akan berkunjung destinasi wisata yang ada di Solo dan.
Anas juga mengatakan konser tersebut juga bisa mendongkrak jumlah wisatawan yang ada. Tidak hanya lokal namun juga mancanegara. Mengingat di Asia tenggara Deep Purple hanya akan konser di Solo, Indonesia dan Jepang.
Berkaca dari Yogyakarta, ada sekitar 7 juta wisatawan dari target 2 juta mampir tahun 2022. "Artinya pasti akan meningkat lagi. Jadi music tourism ini harapannya memang seperti itu. Ketika ada 9.000 orang datang ke sini itu mereka ya pelaku music tourism. Mereka pasti kulineran, sewa mobil, beli tiket, ini orang luar negeri kita tarik kesini," ujarnya.