Jumat 13 Jan 2023 20:22 WIB

5.000 Ton Beras Impor Vietnam Tiba di NTT

Sebanyak lima ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di pelabuhan Tenau, Kupang, NTT.

Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Sebanyak lima ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Sebanyak lima ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak lima ribu ton beras impor asal Vietnam tiba di pelabuhan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Beras tersebut dialokasikan untuk  masyarakat di seluruh provinsi berbasis kepulauan itu.

"Hari ini kita kedatangan kapal dari Vietnam yang membawa beras sebanyak lima ribu ton," kata Manajer Pengadaan Perum Bulog Kantor Wilayah Nusa Tenggara Timur Denny Kurniawan di Kupang, Jumat (13/1/2023).

Baca Juga

Hal ini disampaikannya saat menyambut kedatangan kapal yang membawa lima ribu ton beras asal Vietnam yang tiba di pelabuhan Tenau Kupang. Denny mengatakan bahwa lima ribu ton beras asal Vietnam itu akan langsung di turunkan dan disimpan di gudang Bulog untuk kemudian akan disebar ke seluruh wilayah di NTT.

"Hari ini beras ini akan dibongkar. Kita sudah siapkan kendaraan dan SDM yang akan menurunkan sejumlah beras itu untuk dibawa ke gudang Bulog," tambah dia.

Namun, kata dia, pihaknya tidak akan langsung mendistribusikan ke daerah-daerah, tetapi untuk sementara akan disimpan di gudang untuk kemudian disimpan sebagai berasa cadangan pemerintah. Untuk proses distribusi ke masyarakat pihaknya masih menunggu perintah langsung dari Bulog pusat.

Beras impor tersebut, ujar dia, sebenarnya setara dengan beras premium jika dibandingkan dengan beras yang ada di Indonesia. "Tetapi di NTT kami memasukkannya dengan klasifikasi sebagai beras medium," tambah dia.

Lebih lanjut kata dia selama masih belum ada perintah dari pusat, maka pihaknya akan berusaha menjaganya dan merawatnya sehingga beras yang tersimpan bisa bertahan hingga dua tahun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement