REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota Bogor terus mengembangkan Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh (CGM) sebagai kegiatan budaya. Kegiatan ini nantinya yang menampung keberagaman masyarakat di daerahnya, masuk kalender kegiatan nasional.
Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, sejak menjabat di tahun 2014, Pemkot Bogor bersama panitia dan Forkopimda terus melakukan pengembangan BSF CGM hingga kemudian bisa masuk ke dalam Calender of Event (CoE) Indonesia.
Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodo pernah menghadiri kegiatan BSF CGM dan tahun-tahun berikutnya pun dihadiri oleh beberapa menteri, pejabat, tokoh nasional hingga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pernah menghadiri kegiatan tersebut.
BSF CGM 2023 ini merupakan kegiatan besar pertama setelah pandemi. Untuk itu, Bima Arya mengingatkan akan ada antisipasi jumlah pengunjung yang tinggi.
"Kalau soal okupansi, jadi semestinya kita tidak usah khawatir terhadap animo, tapi yang kita harus antisipasi adalah lebih pada membludaknya warga atau peserta," katanya.
Bima juga meminta kepada panitia agar lebih masif lagi dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar masyarakat bisa juga mengantisipasi lebih awal tentang adanya kegiatan BSF CGM.
Panitia Bogor Street Festival (BSF) Cap Go Meh (CGM) kembali menggelar pesta rakyat di Jalan Raya Suryakencana yang membungkus keberagaman suku, agama dan budaya masyarakat setempat pada Ahad, 5 Februari 2023
Ketua BSF CGM 2023 Arifin Himawan di Kota Bogor, Sabtu mengatakan menjelaskan berbagai persiapan sudah dilakukan, diantaranya adalah kurasi peserta yang akan tampil dalam kegiatan pesta rakyat BSF CGM 2023 bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor.
Ahim menerangkan, konsep panggung, fasilitas tenaga kesehatan, petunjuk tempat beribadah untuk melaksanakan shalat serta rangkaian acara.
Dia menekankan, kegiatan yang sudah diadakan sejak tahun 2000 ini bukanlah kegiatan keagamaan, melainkan pesta rakyat kebersamaan dalam perbedaan.